Download Bokep Barat 18 Tahun

Senin, 31 Desember 2012
hasil hacking database gw x ini dapat , database berisikan ribuan database film bokep barat, yang indo blum ada,

DOWNLOAD BOKEP BARAT 18 TAHUN, bisa anda download melalui blog gubuk saya ini.

                                          

untuk gambar cuplikan , klik gambar di bawah ini..

KLIK DI SINI UNTUK CUPLIKAN GAMBAR

cantik gk ?

ya, cantik, gampang kok kalo download

hanya tunggu 5 detik , kemudian klik skip add, akan muncul link DOWNLOAD BOKEP BARAT 18 TAHUN gk pake nunggu karna melalui database :)

LINK DOWNLOAD BOKEP BARAT 18 TAHUN di bawah ini

KLIK DISINI UNTUK DOWNLOAD VIDEO NYA



Request Artikel & pasang iklan

dikarna kan gw bingung mau postingan apa, jadi gw punya inisiatif dan bantuan kepada pembaca untuk membantu saya dalam memposting melalui REQUEST ARTIKEL,

http://3.bp.blogspot.com/-L6seycuyqzA/UBTcyetlA-I/AAAAAAAAAGo/eHfw-zv6N9w/s1600/request.jpg
dalam REQUEST ARTIKEL ini, para pengunjung dapat meminta artikel apa saja kepada saya, baik itu cara hacking, cara download bokep, request download film semi bokep , request bokep terbaru,  teknik SEO juga pasang iklan (gk ketinggalan) dan lain lain....

 xixixi... =))


format request nya bebas,

dan untuk request nya murah kok, cuman 150 rupiah untuk telkomsel, =))

wah, bayar ?


iya, karna kalo anda sms saya, bayar kan ?

kecuali yang dapat sms gratis, pasti ngirim pesan kesaya gratis kan ?

gk usah takut, gk usah segan dengan saya =)

karna saya orangnya friendly (menurut teman)

nah untuk request ARTIKEL silahkan SMS ke 083191601802 (no hp gw)
pasti saya balas SMS anda :)

sekali lagi, REQUEST anda sangat berarti bagi saya, untuk memajukan blog saya ,

(gratis,kecuali yang ingin pasang iklan)

dan bagi yang ingin pasang iklan, silahkan juga hubungi saya, murah kok, gk sampe 50.000/bulan
(kecuali header dan floater)

contoh format request artikel

gan, gw bryan dari jayapura, mau tanya nih, ada gk (artikel keinginan anda) , ditunggu artikel nya ya gan, salam ganteng =))


contoh format pasang iklan

gan, gw mau masang iklan di blog gubuk agan, ukurannya (ukuran banner yang akan anda pasang) dipasang (berapa bulan)



nah, seperti itu lah contoh artikel dan pasang iklan, jadi sekali lagi request artikel anda sangat berarti bagi saya , makasih sebelumnya.

Kumpulan Lagu Karo Terbaru 2013

Lagu daerah karo - tahukah anda suku karo ? suku karo itu masih sedarah dengan batak, yaitu batak karo, mayoritas suku karo kebanyakan di daerah sumatra utara, nah bagi kalian yang ingin mendengarkan lagu lagu khas suku karo, ,saya akan memberikan beberapa kumpulan lagu lagu karo terbaru 2013, 

 penyanyi yang lagi ngetop akhir tahun ini

  • Aci Br Sembiring
  • Agustina br Pelawi
  • Alan Dhani Sitepu
  • Alasen Barus
  • Alex Let Tarigan
  • Alva Juna Tarigan
  • Amiruddin Surbakti
  • Andi Purba
  • Andi Rallo Ginting
  • Andreas Sitepu
  • Ani Berta Br Ginting
  • Anita br Pinem
  • Anta Prima Ginting
  • Asmahera Br Sinulingga
  • Awan Purba
  • Bahagia Surbakti
  • Bani Subarja
  • Beauty Vivi
  • Berita Tarigan
  • Billy Mesakh Barus
  • Budaya Karo
  • Campur
  • Charles Simbolon
  • Coki Barus
  • Darius Sembiring
  • Darma Purba
  • Datuk Muda Barus
  • Deli Sitepu
  • Demika Rosalina Sagala
  • Deni Deo Tarigan
  • Devi Natalia Br Tarigan
  • Dian Chrismas Ginting
  • Dion Sitepu
  • Djaga Depari
  • Djaman Ginting
  • Eddy Tarigan
  • Edison Sitepu
  • Efri Ejayani br Tarigan
  • Egi Suranta Ginting
  • Egita Embarina Br Singarimbun
  • Emma Br Sitepu
  • Endakustik
  • Erlina Br Sitepu
  • Ersada Sembiring
  • Erwina br Bangun
  • Eso Pandia
  • F Lamindo
  • Fajar DJ Pinem
  • Feber Magdalena br Ginting
  • Ferly Sitepu
  • Fitra C Barus
  • Frans Uluna Ginting
  • Franta Ginting
  • Gendang Karo
  • Harto Tarigan
  • Hendri Ginting
  • Henny Manulang
  • Hormat Barus
  • Iren br Sembiring
  • Irma N Br Ginting
  • Itana Br Tarigan
  • Iwan Sembiring
  • Jack Hutauruk
  • Jamal Sembiring
  • James Ginting
  • Jelita Br Sitepu
  • Jofri Tarigan
  • John Keke Ginting
  • John Lewi Keliat
  • John Pradep Tarigan
  • Juliana Br Tarigan
  • Jusup Sitepu
  • Karo Indah Bandung Band
  • Katolik
  • Laura br Sembiring
  • Lia M
  • Lily Maryani
  • Lois Tarigan
  • Lompoh Br Pinem
  • Luther Tarigan
  • Maharani br Tarigan
  • Mahendra Surbakti
  • Malem Kerina Br Tarigan
  • Marjoni Perangin-angin
  • Marlena Br Ginting
  • Melita Br Sembiring
  • Melitha Br Barus
  • Mery br Tarigan
  • Meyrina Br Sembiring
  • Monika Br Ginting
  • Morina br Sembiring
  • Mulijen Tarigan
  • Narta Siregar
  • Neni Olavia Br Tarigan
  • Netro Sinulingga
  • Netty Vera Br Bangun
  • NN
  • Novita Br Barus
  • Nur Hadiah Br Purba
  • Nuri Br Ginting
  • Panjang Sembiring
  • Pasogit H Silalahi
  • Pijerta Sinulingga
  • Pinta Br Bangun
  • Prasanta Ginting
  • Ramona Purba
  • Ramses Sembiring
  • Rasim Maha
  • Reno Surbakti
  • Ria br Sembiring
  • Rian Surbakti
  • Ribka Br Tarigan
  • Rimta Mariani Br Ginting
  • Rini Br Surbakti
  • Rita Mariani
  • Rizaldy
  • Robby Ginting
  • Robinson Sitepu
  • Rock Karo
  • Rohani
  • Rosani Br Tarigan
  • Rosmawati Br Ginting
  • Sabarta Sitepu
  • Sahputra Tarigan
  • Samuel Sembiring
  • Santosana Peranginangin
  • Sarianna Br Tarigan
  • Sastrawan Tarigan
  • Scorpio Sembiring
  • Servis Fransiskus Purba
  • Simson Bangun
  • Sinar Ginting
  • Sopian Sembiring
  • Sri Malem Br Bangun
  • Sudarto Sitepu
  • Susi Br Surbakti
  • Tesalonika br Barus
  • Tio Fanta br Pinem
  • Tommy Tarigan
  • Trio Santana
  • Uchok Smely Sembiring
  • Untung Purba
  • Usman Ginting
  • Venny br Tarigan
  • Veny Lia Cantika Br Tarigan
  • Veronika br Perangin-angin
  • Yahya Sinulingga
  • Yan Sripina br Bangun
  • Yati Br Ginting 
Menurut saya biarpun mereka penyanyi lama , tetap top dah bagi saya =))

nah , di bawah ini ada beberaapa kumpulan lagu karo terbaru 2013 yang bisa anda download link di bawah ini
Santosana Peranginangin - Erdemu Ate Mesui 
Monika Br Ginting - Kaca Ndabuh Ku Batu (0)
Tuak Raru 2 - Usman Ginting (101)
Olavia Br Tarigan - Suratku (93)
Neni Olavia Br Tarigan - Lagu Lama (46)
Alasen Barus ras Juliana Br Tarigan - Tenah Lau Binge (112)
Veny Lia Cantika Br Tarigan - Bias (116)

segitu dulu ya, kumpulan lagu lagu karo terbaru 2013 nya.

Download Bokep - Bokep yang paling banyak ditonton edisi VI

Minggu, 30 Desember 2012

Download Bokep - Cewek Bispak Mainnya Lumayan

Download Bokep - Si lugu Main Di hotel

Download Bokep - Cewek SMA

Cerita Hot - Tante Yunita

Sudah sejak 7 tahun yang lalu. aku meninggalkan rumah arsitektur jawa kuno ini. Ya, ini memang tempat tinggalku dulu sewaktu aku masih sekolah di sekolah pelayaran dulu. dan sejak aku lulus aku pun berlayar mengarungi lautan dalam kapal pesiar tempatku bekerja.

kuketok pintu dan yang menyambut tante Yunita, adik almarhum mamaku, yang masih awet menjanda.Tante Yunita ini cantik sekali, berumur 45 Tahun, tapi dengan wajah yang masih cantik, bibir yag masih basah memerah, body yang masih sintal dan kulit yang putih mulus.dengan memakai baju yag serba ketat sehingga menampakkan bodynya yang full pressed body.

"aduh do, kapan kamu datang?" sambut tante Yunita
"baru aja tante" sahutku
"duh tambah ganteng aja keponakan tante ini, ayo masuk, istirahat aja di kamarmu ya"
"oke tante"

terus terang sebagai laki-laki muda aku masih mempunyai hasrat yang menggelora
melihat tante yunita. aku pun memutuskan untuk onani di dalam kamar mandi.

tak lama aku sedang menuju puncak kenikmatan taunya tante yunita langsung masuk
"aah, dodo ngapain kamu ngocok, kalo kamu mau tante mau ngocokin ****** kamu.."katanya sambil mendekat
"ahh tanteee.."aku hanya bisa gugup berdiri mematung memandangi tubuh tante yunita yang hanya berbalut seolembar handuk..tonjolan buah dadanya yang kukira berukuran 38 B membentuk dua benjolan di dadanya dekat iktatan handuknya..otomatis penisku yang berukuran 20 cm makin mengacung aja..
sambil memeluk tubuhku dan menggenggam lembut kontolku tante yunita berbisik " tenang aja dodo, tante juga butuh kejantanan laki-laki..tante dah lama nggak dijamah laki-laki..puasin tante ya dodo?pliss...
sambil kemudian bibirnya yang seksi mencumbu mulutku..
aku pun membalas ciumannya dan makin ganas lah kami saling mengulum lidah...

tak lama tante yunita menciumi bibir, dada bidangku terus sampai ke kontolku
"uuhh gede banget kontolmu do, tante sampai terangsang banget nih"
"tante pake aja ****** aku untuk muasin tante oke tante sayang"sahutku
"jantanin tante ya dodo".."aaahhh.."
desahnya ketika kukulum pentil susunya yang membesar kucupangi dua gunung kembarnya yang besar dan putih mulus itu

tak lama tante yunita mendorongku dan memasukkan kontolku ke dalam mulutnya
tampaknya tante yunita sangat bernafsu mengulum ****** gedeku.
kontolku kepalanya dijilati,dihisap,lalu dikulum lagi sampai seluruh batang kontolku masuk ke dalam mulut tante yunita..

15 menit kemudian aku ga tahan, langsung aja aku suruh tante yunita bergaya doggy style, langsung kupegangi dua bongkah pantat tante yunita yang montok dan langsung kutusukkan kontolku yang berukuran 20 cm ini ke dalam memeknya

"aaaahh...ennnaaakk ddoooooo...sodddoookkk tante terusss doooo...genjot terus kontolmu dalam memek tante dooooo..."
akupun makin cepat menggenjot tante yunita

dalam 30 menit aku berpacu dalam birahi dengan tante yunita aku pun menyemprotkan air maniku dalam memeknya.lalu kami tertidur sampai pagi.

TAMAT

Cerita Hot - Petualangan si badut hitam

Nama julukanku Badut. Setidaknya begitulah aku dikenal di kampus dan lingkungan pergaulanku. Tinggi 177 cm, berat 72 kg. bajuku nomor 16 dan celana nomor 32. Sedangkan kakiku memakai sepatu nomor 44 (10,5). Wajah lumayan, teman teman bilang tipe agak keras dan konyol. Hidung terhitung mancung Dan bibir tebal. Kelakuan agak eksentrik, suka melucu sehingga dipanggil badut. Berkulit sawo matang yang terbakar hingga hitam legam, jadilah nama lengkapku Badut Hitam. Postur tubuh agak kurus namun berotot kencang.

Kelebihanku di bidang sport. Menonjol di kemampuan atletis secara alami. Sejak SMA jadi pemain bola voli, pernah ikut latihan tinju dan gulat. Stamina bagus, sering lari marathon puluhan kilometer.
Keahlianku yang lain adalah wanita. Kelemahanku utama juga wanita. Mudah jatuh hati dan mendapatkan, mudah pula bosan dan kehilangan pasangan. Itu sebabnya hingga saat ini membujang tanpa pasangan tetap.

Kisah petualanganku ini berlangsung saat masih kuliah. Selain di kegiatan olahraga, aku juga aktif di perkumpulan pecinta alam dan berkegiatan di alam bebas.

Pada perkumpulan itulah aku bertemu Winky, wanita cantik jelita berdarah Chinese-Perancis. Kisah ini mengenai percintaan kami. Salah satu kisah petualangan cintaku yang paling berpengaruh.

Wajahnya cantik, oval dan berkulit putih mulus. Mata lebar berjarak sedang. Hidungnya mungil dan mancung. Bibirnya mungil, namun bibir bawahnya agak tebal, penuh dan berisi. Merah secara natural. Tingginya sekitar 165, dada 36+, beratnya tidak tahu persis tapi tubuhnya sangat proporsional. Kakinya panjang, jenjang dan ramping. Pahanya berisi, betis ramping mulus. Kulitnya seputih susu. Yang paling istimewa dari tubuhnya adalah bentuk pinggul dan pantat yang berotot menonjol. Cetakan bentuk tubuhnya jelas terlihat karena ia gemar mengenakan celana jeans yang memperlihatkan bentuk kaki indah serta lekukan artistik di pinggul dan pantatnya.

T-shirt longgar adalah baju tetapnya, tak peduli kesempatan apapun. Ia gadis yang selalu ceria dan gembira. Selalu punya cara untuk membuat dirinya dan orang-orang di sekitarnya menikmati kegembiraan bersama. Sangat menyukai kebebasan, berani, tegas dan cerdas. Kadang-kadang BH yang digunakannya terlalu tipis sehingga samar-samar memperlihatkan bentuk puting susunya yang besar menonjol. Jika ia duduk, lipatan celana jeans di selangkangannya memperlihatkan sebentuk tonjolan yang mengagumkan, memaksa mata lelaki yang melihatnya membayangkan benda di baliknya.
Junior hingga high school dijalaninya di Eropa. Kepindahannya ke kotaku karena mengikuti tugas orangtuanya. Winky menguasai beberapa bahasa. Sikapnya yang percaya diri dan tegas membuatnya berwibawa sehingga teman-teman pria agak segan padanya. Aku tidak pernah memperlihatkan segan atau takut padanya. Ia pun begitu padaku.
Winky berteman dengan Tia, mantan pacarku yang baru putus denganku beberapa bulan lalu. Aku tahu bahwa ia pernah menilaiku begini : “Dia laki-laki jelek tak berguna. Konyol dan hanya bisa melucu, lebih dari itu tak ada apa-apanya.”

Tia menjawab “You’ll never know until you spend a long and wild night with him”
Tia menyampaikan itu padaku. Hingga saat itu sebenarnya aku tidak terlalu memperhatikan keberadaan Winky, tetapi apa yang disampaikan Tia cukup menggangguku.
Tak berapa lama hal itu terlupakan, hingga akhirnya muncul lagi beberapa hari yang lalu ketika teman-teman pecinta alam memberitahuku rencana kegiatan di gunung Arpatea yang terkenal berhutan lebat dan dinginnya menusuk tulang. Aku ditugaskan menjadi instruktur jungle survival dan pelatih fisik. Yang menarik perhatianku adalah pembicaraan teman-teman mengenai adanya beberapa cewek cantik yang bergabung. Biasalah itu, namun saat mereka menyebut nama Winky mau tak mau aku menaruh perhatian juga.

DI GUNUNG ARPATEA, HARI PERTAMA
Suasana pagi itu sangat dingin dan berkabut. Seperti biasanya di kawasan pegunungan hutan tropis Arpatea disiram hujan sejak subuh dan biasanya berakhir pagi hari. Kami sedang menikmati kopi panas dan makan pagi ketika terdengar pengumuman bahwa tepat pukul 6 pagi, lima belas menit lagi, apel umum dimulai.

Setelah menikmati rokok, terdengar bunyi lonceng apel. Aku bergegas ke lapangan. Apel ini dilaksanakan untuk memeriksa keberadaan seluruh peserta dan kesiapan mereka.
Pada kegiatan ini, sebagai instruktur, aku dan teman-teman panitia tidur di sebuah tenda besar berkapasitas 20 orang. Winky dan seluruh peserta lainnya tidur di 2 buah tenda
peleton berkapasitas 30-an orang.

Pagi itu aku mencari-cari wajah Winky, rupanya ia tahu. Pada saat kami bertemu pandang, aku mengangguk tersenyum, ia membuang muka.
Hari itu kegiatan berupa orientasi lapangan dan pengenalan medan sampai sore hari. Dilanjutkan diskusi lapangan hingga jelang makan malam. Baik peserta atau panitia kelelahan.
Sepanjang hari itu aku belum mendekati Winky, tak ada alasan tepat untuk melakukannya. Ia akan menjauh jika terlalu kupaksakan.

Namun menjelang tengah malam, peruntunganku berubah. Kami mendengar teriakan minta tolong dari tenda peserta. Malam itu aku bertugas piket bersama panitia wanita bernama Yuni.
Bergegas kami mendatangi tenda peserta wanita, ternyata seorang peserta mengalami kram kaki dan perut. Tempatnya berada tepat di sebelah Winky.

“Ada apa?” tanyaku.
Yang menjawab Winky “Keram kaki dan perutnya, Kak”
Kemudian Yuni menolongnya. Setelah memberikan pertolongan, aku menyarankan agar peserta itu dibawa ke tenda kesehatan agar lebih hangat dan bisa beristirahat dengan tenang.
“Kami perlu satu orang untuk menjaganya” ujar Yuni.
“Aku saja” kata Winky cepat.

Aku terkejut juga. Mulai sirna penilaianku sebelumnya yang mencap Winky sombong dan egois.
Di tenda kesehatan kami semua berdiam diri. Yuni mulai terkantuk-kantuk, setelah menilai keadaan si sakit telah aman, ia lalu minta agar aku lanjut jaga karena ia mau tidur dulu.
“Dut, aku mau tidur dulu. Kamu gantikan aku di sini ya?” ujarnya sambil berlalu tanpa menunggu jawabanku karena ia tahu pasti aku bersedia.

Tinggallah di teras tenda kesehatan itu aku, Winky dan si sakit yang telah tertidur pulas di dalam sleeping bag-nya.
Masing-masing kami berdiam diri. Aku melihat jam, pukul 12 tengah malam. Berarti sekitar satu jam kami hanya membisu. Hening. Hawa malam itu dingin sekali. Kabut tebal telah menyelimuti kawasan camping ground. Aku berinisiatif membuat api unggun kecil.
Tiba-tiba ia berkata “Kenapa kamu mau dipanggil Badut. Itu kan menghina?”
“Tak apalah. Aku kan memang jelek dan tak berguna. Setidaknya begitu yang kau katakan pada Tia kan?” jawabku acuh.
“Lalu kenapa?” ujarnya ketus.
“Kamu memang keterlaluan dan terlalu mudah menghakimi orang lain” ujarku. Ia diam, lalu agak kasar aku menambahkan “Pantas saja cewek secantik kamu belum punya pacar, benarkan? Mana ada laki-laki mau mendekati jika sikapmu terus begitu”
“Itu urusanku, none of your business!” katanya.
“OK. Lady, so then you’d better live alone in your own planet. Enjoy your loneliness” ujarku mau beranjak meninggalkannya.
Wajahnya terlihat menegang seperti mau marah, tapi ucapan yang keluar dari mulutnya hanya “Maaf” lalu ketegangan di wajahnya mengendur. Sudut matanya berair. “Aku tak bermaksud seperti itu” lanjutnya lirih.
Aku agak terkejut melihat reaksinya. Aku keterlaluan juga pikirku dalam hati. Rupanya ucapanku yang terakhir benar-benar menusuk hatinya, tepat pada permasalahan pribadinya.
Dia diam. Beberapa saat hening. Aku salah tingkah. Kudekati Winky dan memberanikan diri memegang tangannya dengan sikap minta maaf dan bersahabat, “Maaf” kataku. Ia menjawab dengan anggukan dan tersenyum sedikit. Winky membalas remasan tanganku.
Lalu Winky bercerita mengenai betapa kesepiannya dia. Menurut penilaianku, yang dialaminya adalah culture shock, kesenjangan dan tabrakan antara budaya beserta norma dan nilai yang dianutnya sesuai tempatnya dibesarkan dengan dunianya sekarang di kotaku. Ternyata sikap cerianya adalah kompensasi belaka, outlet perasaan, curahan ketidakseimbangan antara keinginan dankenyataan yang harus dihadapinya. Aku mengemukakan pandangan dan saran-saranku padanya dan menyatakan bersedia jadi sahabatnya.
Pandangan mata kami bertemu, tiba tiba suasana menjadi romantis. Tangan kami masih berpegangan, nekat kukecup pipinya. Winky berpaling ke arahku menghadapkan bibirnya. Segera kucium lagi bibirnya, ia membalas kalem. Aku jadi lebih panas mengulumi bibirnya. Winky terpengaruh, mulai memainkan lidahnya. Ciuman kami memanas, nempel terus hingga sekitar 10 menit tanpa henti.
Beberapa saat kemudian, Winky seperti tersadar lalu mendorong dada dan wajahku darinya. “Remember, we’re friends, not lovers” ujarnya.

“Promise you. I know, we’re friends and lovers” ujarku tegas lalu menarik bahunya dan mengulangi ciumanku padanya. Kali ini ia membalas dan ciuman kami memanas lagi. Hingga kemudian kami hampir kehabisan nafas, tanpa kami sadari pelukan kami mengetat.

Satu dua kali payudaranya tersentuh tak sengaja namun berpengaruh besar pada Winky. Aku semakin berani dan mulai menyentuhnyanya dari luar. Lalu ke dalamnya. Putingnya yang biasanya hanya terlihat samar dari luar kini kuusap-usap halus. Payudaranya mengeras, putingnya membesar, degup jantungku dan dia berdebar tak keruan. Remasanku semakin intensif dan melebar.

Muncul doronganku untuk mengecup puting susu dan payudaranya. Bentuknya sempurna, putih mulus, bulat dan kencang. Winky bersandar di pahaku, tak sengaja sikutnya mengenai batang penisku yang telah keras sejak tadi. Wingky menyadarinya dan malah menyentuhnya lembut. Tangannya bergerak meremas dan menggosok pelan. Kakiku seperti kesemutan saking nikmatnya. Tanganku mulai menelusuri bagian dalam jahitan celana jeansnya hingga di selangkangannya kutekan berulang-ulang. Naik sedikit, sekarang kancing celananya sudah terbuka, tanganku pelan-pelan menyusup ke dalam. Kusentuh celana dalamnya.

G-stringnya kugeser kesamping, terasa gumpalan bulu lebat di dalamnya. Aku menengok sebentar, pahanya putih mulus, kontras dengan tangan hitamku di atasnya. Lalu tanpa kesulitan kutemukan sebentuk liang basah dan klentitnya yang sudah mulai mekar mengembang karena terangsang. Kucari-cari g-spotnya, tanpa kesulitan kutemukan dan mulai kususupkan jari sambil mencoba-coba. Ternyata tempat yang kusentuh di dalam bagian atas vaginanya tepat mengenai g-spot. Terbukti dari desahannya dan gerakan pinggulnya yang bergoyang-goyang semakin hebat. Jari-jariku sudah keluar masuk vaginanya. Semakin basah dan terangsang hebat, lalu kurasakan pahanya menegang. Semakin lincah pula tanganku bergerak di selangkangannya. Lalu dua kali berturut-turut Winky orgasme dengan desah tertahan sembari menggigit biseps lenganku.

Winky berusaha membalasku dengan blowjobnya. Aku menolak. Ia hanya mengecup bagian ujung penisku yang kebetulan agak menyembul dari celana dalam. Aku mengerti dan ia tahu keadaan kurang memungkinkan.
Namun Winky tidak menyerah begitu saja. Ia bangkit berdiri lalu menarikku ke pepohonan, beberapa meter di belakang tenda kesehatan.
Gelap dan dingin. Kami berciuman sebentar, lalu dipelorotkannya celanaku. Batang penisku segera menyembul keluar. Tegak mengarah ke wajahnya, di sisi hidungnya yang mancung mungil.
Tanpa buang waktu lagi dikecupnya bagian ujung, perlahan-lahan dikulumnya mulai bagian ujung hingga ke pangkal. Dari sekilas cahaya terlihat wajahnya putih bersih dan bibir merah muda itu menerima batang penisku yang hitam dan berurat-urat menonjol, masuk ke dalam mulutnya yang lembut dan wangi. Ujung penisku terasa menjangkau tenggorokannya. Lidah Winky berputar-putar di sekeliling batang penisku, membuat sensasiku memuncak hingga tak sengaja kujambak rambutnya. Winky tersenyum puas melihat reaksiku.

Ia berdiri, kutarik dan kubalik badannya. Doggy style dengan berdiri. Winky mengerti lalu agak membungkuk dan menurunkan celananya. Perlahan-lahan kami bekerjasama. Ia membuka selangkangan dan mengarahkan penisku menuju vaginanya, aku mendorong pelan dan memutar-mutarnya di bibir vagina. Lalu menggosokkannya di klitoris. Winky terangsang, liangnya basah. Ia kegelian, gemas dan mau menjerit, tapi cepat ia menutup mulutnya. Terdengar desah dan jerit tertahan ketika aku memasuki tubuhnya dengan sedikit sentakan pelan tapi kuat.
Lalu sentakan, tarikan dan usapan-usapan berlangsung berulang-ulang. Pelan-pelan, lalu cepat, masuk penuh lalu cabut semuanya. Masuk lagi sepenuhnya, kami sungguh menikmati permainan di bawah pohon gelap dan dingin itu. Winky berulang kali orgasme dan setelah itu kami mencapai klimaks bersama-sama.

Tanpa disadari sekitar 2 jam kami bercinta. Kira-kira jam 3 pagi, ia kuantar tidur di dalam tenda kesehatan. Aku tertidur pulas dan puas di halaman tenda. Aku harus sempatkan diri beristirahat ujarku dalam hati. Pagi nanti masih ada kegiatan

Cerita Dewasa - Ketua RT itu ternyata ...

Aku tinggal di kompleks perumahan BTN di Jakarta. Suamiku termasuk orang yang selalu sibuk. Sebagai arsitek swasta, tugasnya boleh dibilang tidak kenal waktu. Walaupun dia sangat mencintaiku, bahkan mungkin memujaku, aku sering kesepian. Aku sering sendirian dan banyak melamun membayangkan betapa hangatnya dalam sepi itu Mas Adit, begitu nama suamiku, ngeloni aku. Saat-saat seperti itu membuat libidoku naik. Dan apabila aku nggak mampu menahan gairah seksualku, aku ambil buah ketimun yang selalu tersedia di dapur. Aku melakukan masturbasi membayangkan dientot oleh seorang lelaki, yang tidak selalu suamiku sendiri, hingga meraih kepuasan.

Yang sering hadir dalam khayalan seksualku justru Pak Parno, Pak RT di kompleks itu. Walaupun usianya sudah di atas 55 tahun, 20 tahun di atas suamiku dan 27 tahun di atas umurku, kalau membayangkan Pak Parno ini, aku bisa cepat meraih orgasmeku. Bahkan saat-saat aku bersebadan dengan Mas Aditpun, tidak jarang khayalan seksku membayangkan seakan Pak Parnolah yang sedang menggeluti aku. Aku nggak tahu kenapa. Tetapi memang aku akui, selama ini aku selalu membayangkan kemaluan lelaki yang gedee banget. Nafsuku langsung melonjak kalau khayalanku nyampai ke sana. Dari tampilan tubuhnya yang tetap kekar dan kokoh walaupun tua, aku bayangkan ****** Pak Parno juga kekar dan kokoh. Gede, panjang dan pasti tegar dilingkari dengan urat-urat di sekeliling batangnya. Ooohh.., betapa nikmatnya dientot ****** macam itu ..

Di kompleks itu, di antara ibu-ibu atau istri-istri, aku merasa akulah yang paling cantik. Dengan usiaku yang 28 tahun, tinggi 158 cm dan berat 46 kg, orang-orang bilang tubuhku sintal banget. Mereka bilang aku seperti Sarah Ashari, selebrity cantik yang binal adik dari Ayu Ashari bintang sinetron. Apalagi kalau aku sedang memakai celana jeans dengan blus tipis yang membuat buah dadaku yang cukup besar membayang. Hatiku selangit mendengar pujian mereka ini..

Pada suatu ketika, tetangga kami punya hajatan, menyunatkan anaknya. Biasa, kalau ada tetangga yang punya kerepotan, kami se-RT rame-rame membantu. Apa saja, ada yang di dapur, ada yang ngurus pelaminan, ada yang bikin hiasan atau menata makanan dan sebagainya. Aku biasanya selalu kebagian bikin pelaminan. Mereka tahu aku cukup berbakat seni untuk membuat dekorasi pelaminan itu. Mereka selalu puas dengan hasil karyaku.

Aku menggunakan bahan-bahan dekorasi yang biasanya aku beli di Pasar Senen. Pagi itu ada beberapa bahan yang aku butuhkan belum tersedia. Di tengah banyak orang yang pada sibuk macam-macam itu, aku bilang pada Mbak Surti, yang punya hajatan, untuk membeli kekurangan itu.

'Kebetulan Bu Mar, tuh Pak Parno mau ke Senen, mbonceng saja sama dia', Bu Kasno nyampaikan padaku sambil nunjuk Pak Parno yang nampak paling sibuk di antara bapak-bapak yang lain.
'Emangnya Pak Parno mau cari apaan?, aku nanya.
'Inii, mau ke tukang tenda, milih bentuk tenda yang mau dipasang nanti sore. Sama sekalian sound systemnya', Pak Parno yang terus sibuk menjawab tanpa menengok padaku.
'Iyaa deh, aku pulang bentar ya Pak Parno, biar aku titip kunci rumah buat Mas Adit kalau pulang nanti'. Segalanya berjalan seperti air mengalir tanpa menjadikan perhatian pada orang-orang sibuk yang hadir disitu.

Sekitar 10 menit kemudian, dengan celana jeans dan blus kesukaanku, aku sudah duduk di bangku depan, mendampingi Pak Parno yang nyopirin Kijangnya. Udara AC di mobil Pak Parno nyaman banget sesudah sepagi itu diterpa panasnya udara Jakarta. Pelan-pelan terdengar alunan dangdut dari radio Mara yang terdapat di mobil itu.

Saat itu aku jadi ingat kebiasaanku mengkhayal. Dan sekarang ini aku berada dalam mobil hanya berdua dengan Pak Parno yang sering hadir sebagai obyek khayalanku dalam hubungan seksual. Tak bisa kutahan, mataku melirik ke arah selangkangan di bawah kemudi mobilnya. Dia pakai celana drill coklat muda. Aku lihat di arah pandanganku itu nampak menggunung. Aku nggak tahu apakah hal itu biasa. Tetapi khayalanku membayangkan itu mungkin kontolnya yang gede dan panjang.

Saat aku menelan ludahku membayangkan apa di balik celana itu, tiba-tiba tangan Pak Parno nyelonong menepuk pahaku. 'Dik Marini mau beli apaan? Di Senen sebelah mana?', sambil dia sertai pertanyaan ini dengan nada ke-bapak-an.
Dan aku bener-bener kaget lho. Aku nggak pernah membayangkan Pak RT ini kalau ngomong sambil meraba yang di ajak ngomong.
'Kertas emas dan hiasan dinding, Pak. Di sebelah toko mainan di pasar inpress ituu..', walaupun jantungku langsung berdegup kencang dan nafasku terasa sesak memburu, aku masih berusaha se-akan-akan tangan Pak Parno di pahaku ini bukan hal yang aneh.
Tetapi rupanya Pak Parno nggak berniat mengangkat lagi tangannya dari pahaku, bahkan ketika dia jawab balik, 'Ooo, yyaa.. aku tahu ..', tangannya kembali menepuk-nepuk dan digosok-gosokkanya pada pahaku seakan sentuhan bapak yang melindungi anaknya.

Ooouuiihh.. aku merasakan kegelian yang sangat, aku merasakan desakan erotik, mengingat dia selalu menjadi obyek khayalan seksualku. Dan saat Pak Parno merabakan tangannya lebih ke atas menuju pangkal pahaku, reaksi spontanku adalah menurunkan kembali ke bawah. Dia ulangi lagi, dan aku kembali menurunkan. Dia ulangi lagi dan aku kembali menurunkan. Anehnya aku hanya menurunkan, bukan menepisnya. Yang aku rasakan adalah aku ingin tangan itu memang tidak diangkat dari pahaku. Hanya aku masih belum siap untuk lebih jauh. Nafasku yang langsung tersengal dan jantungku yang berdegap-degup kencang belum siap menghadapi kemungkinan yang lebih menjurus.

Pak Parno mengalah. Tetapi bukan mengalah bener-bener. Dia tidak lagi memaksakan tangannya untuk menggapai ke pangkal pahaku, tetapi dia rubah. Tangan itu kini meremasi pahaku. Gelombang nikmat erotik langsung menyergap aku. Aku mendesah tertahan. Aku lemes, tak punya daya apa-apa kecuali membiarkan tangan Pak Parno meremas pahaku. 'Dik Maarr..', dia berbisik sambil menengok ke aku.

Tiba-tiba di depan melintas bajaj, memotong jalan. Pak Parno sedikit kaget. Otomatis tangannya melepas pahaku, meraih presnelling dan melepas injakan gas. Kijang ini seperti terangguk. Sedikit badanku terdorong ke depan. Selepas itu tangan Pak Parno dikonsentrasikan pada kemudi. Jalanan ke arah Senen yang macet membuat sopir harus sering memindah presnelling, mengerem, menginjak gas dan mengatur kemudi. Aku senderkan tubuhku ke jok. Aku nggak banyak ngomong. Aku kepingin tangan Pak Parno itu kembali ke pahaku. Kembali meremasi. Dan seandainya tangan itu merangkak ke pangkal pahaku akan kubiarkan. Aku menjadi penuh disesaki dengan birahi. Mataku kututup untuk bisa lebih menikmati apa yang barusan terjadi dan membiarkan pikiranku mengkhayal.

Benar. Sesudah jalanan agak lancar, tangan Pak Parno kembali ke pahaku. Aku benar-benar mendiamkannya. Aku merasakan kenikmatan jantungku yang terpacu dan nafasku yang menyesak dipenuhi rangsangan birahi. Langsung tangan Pak Parno meremasi pahaku. Dan juga naik-naik ke pangkal pahaku. Tanganku menahan tangannya. Eeeii malahan ditangkapnya dan diremasinya. Dan aku pasrah. Aku merespon remasannya. Rasanya nikmat untuk menyerah pada kemauan Pak Parno. Aku hanya menutup mata dengan tetap bersender di jok sambil remasan di tangan terus berlangsung.

Sekali aku nyeletuk,
'N'tar dilihat orang Pak',
'Ah, nggaakk mungkin, kacanya khan gelap. Orang nggak bisa melihat ke dalam', aku percaya dia.
Sesudah beberapa saat rupanya desakan birahi pada Pak Parno juga menggelora,
'Dik Mar.. kita jalan-jalan dulu mau nggak?', dia berbisik ..
'Kemana..?', pertanyaanku yang aku sertai harapan hatiku ..
'Ada deh.. Pokoknya Dik Mar mau khan..'.
'Terserah Pak Parno.., Tapinya n'tar ditungguin orang-orang .., n'tar orang-orang curiga .. lho'.
'Iyaa, jangan khawatirr.., paling lama sejamlah.', sambil Pak Parno mengarahkan kemudinya ke tepi kanan mencari belokan ke arah balik. Aku nggak mau bertanya, mau ngapain 'sejam'??

Persis di bawah jembatan penyeberangan dekat daerah Galur, Pak Parno membalikkan mobilnya kembali menuju arah Cempaka Putih. Ah.. Pak Parno ini pasti sudah biasa begini. Mungkin sama ibu-ibu atau istri-istri lainnya. Aku tetap bersandar di jok sambil menutup mataku pura-pura tiduran. Dengan penuh gelora dan deg-degan jantungku, aku menghadapi kenyataan bahwa beberapa saat lagi, mungkin hanya dalam hitungan menit, akan mengalami saat-saat yang sangat menggetarkan. Saat-saat seperti yang sering aku khayalkan. Aku nggak bisa lagi berpikir jernih. Edan juga aku ini.., apa kekurangan Mas Adit, kenapa demikian mudah aku menerima ajakan Pak Parno ini. Bahkan sebelumnya khan belum pernah sekalipun selama 8 tahun pernikahan aku disentuh apalagi digauli lelaki lain.

Yang aku rasakan sekarang ini hanyalah aku merasa aman dekat Pak Parno. Pasti dia akan menjagaku, melindungiku. Pasti dia akan mengahadpi aku dengan halus dan lembut. Bagaimanapun dia adalah Pak RT kami yang selama ini selalu mengayomi warganya. Pasti dia nggak akan merusak citranya dengan perbuatan yang membuat aku sakit atau terluka. Dan rasanya aku ingin banget bisa melayani dia yang selama ini selalu jadi obyek khayalan seksualku. Biarlah dia bertindak sesuatu padaku sepuasnya. Dan juga aku ingin merasakan bagaimana dia memuaskan aku pula sesuai khayalanku.
Agu gemetar hebat. Tangan-tanganku gemetar. Lututku gemetar. Kepalaku terasa panas. Darah yang naik ke kekepalaku membuat seakan wajahku bengap. Dan semakin kesana, semakin aku nggak bisa mencabut persetujuanku atas ajakan 'jalan-jalan dulu' Pak Parno ini.

Tiba-tiba mobil terasa membelok ke sebuah tempat. Ketika aku membuka mata, aku lihat halaman yang asri penuh pepohonan. Di depan mobil nampak seorang petugas berlarian menuntun Pak Parno menuju ke sebuah garasi yang terbuka. Dia acungkan tangannya agar Pak Parno langsung memasuki garasi berpintu rolling door itu, yang langsung ditutupnya ketika mobil telah yakin berada di dalam garasi itu dengan benar. Sedikit gelap. Ada cahaya kecil di depan. Ternyata lampu di atas sebuah pintu yang tertutup. Woo.. aku agak panik sesaat. Tak ada jalan untuk mundur. Kemudian kudengar Pak Parno mematikan mesin mobilnya.

'Nyampai Dik Mar ..',
'Di mana ini Pak ..?', terus terang aku nggak tahu di mana tempat yang Pak Parno mengajak aku ini. Tetapi aku yakin inilah jenis 'motel' yang sering aku dengar dari temen-temen dalam obrolan-obrolan porno dalam arisan yang diselenggarakan ibu-ibu kompleks itu.
Pak Parno tidak menjawab pertanyaanku, tetapi tangannya langsung menyeberang melewati pinggulku untuk meraih setelan jok tempat dudukku. Jok itu langsung bergerak ke bawah dengan aku tergolek di atasnya. Dan yang kurasakan berikutnya adalah bibir Pak Parno yang langsung mencium mulutku dan melumat. Uh uh uh .. Aku tergagap sesaat.. sebelum aku membalas lumatannya. Kami saling melepas birahi. Aku merasakan lidahnya menyeruak ke rongga mulutku. Dan reflekku adalah mengisapnya. Lidah itu menari-nari di mulutku. Bau lelaki Pak Parno menyergap hidungku. Beginilah rasanya bau lelaki macam Pak Parno ini. Bau alami tanpa parfum sebagaimana yang sering dipakai Mas Adit. Bau Pak RT yang telah 55 tahun tetapi tetap memancarkan kelelakian yang selama ini selalu menyertai khayalanku saat masturbasi maupun saat aku disebadani Mas Adit. Bau yang bisa langsung menggebrak libidoku, sehingga nafsu birahiku lepas dengan liarnya saat ini..

Sambil melumat, tangan-tangan Pak Parno juga merambah tubuhku. Jari-jarinya melepasi kancing-kancing blusku. Kemudian kurasakan remasan jari kasar pada buah dadaku. Uuiihh .. tak tertahankan. Aku menggelinjang. Menggeliat-geliat hingga pantatku naik-naik dari jok yang aku dudukin disebabkan gelinjang nikmat yang dahsyat. Sekali lagi aku merasa edaann .. aku digeluti Pak RT ku.

Bibir Pak Parno melumatku, dan aku menyambutnya dengan penuh kerelaan yang total. Akulah yang sesungguhnya menantikan kesempatan macam ini dalam banyak khayalan-khayalan erotikku. Ohh .. Pak Parnoo .. Tolongin akuu Pakee .. Puaskanlah menikmati tubuhkuu ..Paak, .. semua ini untuk kamu Paak .. Aku hauss .. Paak .. Tulungi akuu Paakk.

'Kita turun yok Dik Mar .., kita masuk dulu ..', Pak Parno menghentikan lumatannya dan mengajak aku memasuki motel ini.
Begitu masuk kudengar telpon berdering. Rupanya dari kantor motel itu. Pak Parno menanyakan aku mau minum apa, atau makanan apa yang aku inginkan yang bisa diantar oleh petugas motel ke kamar. Aku terserah Pak Parno saja. Aku sendiri buru-buru ke kamar kecil yang tersedia. Aku kebelet pengin kencing.



Saat kembali ke peraduan kulihat Pak Parno sudah telentang di ranjang. Agak malu-malu aku masuk ke kamar tidur ini, apalagi setelah melihat sosok tubuh Pak Parno itu. Dia menatapku dari ekor matanya, kemudian memanggil, 'Sini Dik Mar .. ', uh uh .. Omongan seperti itu .. masuk ketelingaku pada saat macam begini ..aku merasakan betapa sangat terangsang seluruh syaraf-syaraf libidoku. Aku, istri yang sama sekali belum pernah disentuh lelaki lain kecuali suamiku, hari ini dengan edannya berada di kamar motel dengan seseorang, yaitu Pak Parno, yang Pak RT kompleks rumahku, yang bahkan jauh lebih tua dari suamiku, bahkan hampir 2 kali usiaku sendiri. Dan panggilanya yang ..'Sini Dik Mar', itu .. terasa sangat erotis di telingaku.

Aku inilah yang disebut istri nyeleweng. Aku inilah istri yang selingkuh..uh uh uh .. Kenapa begitu dahsyat birahi yang melandaku kini. Birahi yang didongkrak oleh pengertiannya akan makna selingkuh dan aku tetap melangkah ke dalamnya. Birahi yang dibakar oleh pengertian nyeleweng dan aku terus saja melanggarnya. Uhh .. aku nggak mampu menjawab semuanya kecuali rasa pasrah yang menjalar .. Dan saat aku rubuh ke ranjang itu, yang kemudian dengan serta merta Pak Parno menjemputku dengan dekapan dan rengkuhan di dadanya, aku sudah benar-benar tenggelam dalam pesona dahsyatnya istri yang nyeleweng dan selingkuh, yang menunggu saat-saat lanjutannya yang akan dipenuhi kenikmatan dan gelinjang yang pasti sangat hebat bagi istri penyeleweng pemula macam aku ini.

'Dik Mar .. Aku sudah lama merindukan Dik Mar ini. Setiap kali aku lihat itu gambar bintang film Sarah Ashari yang sangat mirip Dik Mar .. Hatiku selalu terbakar .. Kapann aku bisa merangkul Dik Mar macam ini ..'.
Bukan main ucapan Pak Parno. Telingaku merasakan seperti tersiram air sejuk pegunungan. Berbunga-bunga mendengar pujian macam itu. Dan semakin membuat aku rela dan pasrah untuk digeluti Pak Parno yang gagah ini. Pak Parnoo ..Kekasihkuu.. Dia balik dan tindih tubuhku.

Dia langsung melahap mulutku yang gelagapan kesulitan bernafas. Dia masukkan tangannya ke blusku. Dirangkulinya tubuhku, ditekankannya bibirnya lebih menekan lagi. Disedotnya lidahku. Disedotnya sekaligus juga ludahku. Sepertinya aku dijadikan minumannya. Dan sungguh aku menikmati kegilaannya ini. Kemudian tangannya dia alihkan, meremasi kedua susuku yang kemudian dilepaskannya pula. Ganti bibirnyalah yang menjemput susuku dan puting-putingnya. Dia jilat dan sedotin habis-habisan. Dan yang datang padaku adalah gelinjang dari saraf-sarafku yang meronta. Aku nggak mampu menahan gelinjang ini kecuali dengan rintihan yang keluar dari mulutku ..Pakee ..Pakee .. Pakee ..ampun nikmattnya Pakee..

Tangannya yang lepas dari susuku turun untuk meraih celana jeansku. Dilepasi kancing celanaku dan dibuka resluitingnya. Tangannya yang besar dan kasar itu mendorongnya hingga celanaku merosot ke paha. Kemudian tangan itu merogoh celana dalamku. Aaaiiuuhh.. tak terperikan kenikmatan yang mendatangi aku. Aku tak mampu menahan getaran jiwa dan ragaku. Saat-saat jari-jari kasar itu merabai bibir kemaluanku dan kemudian meremasi kelentitku ..aku langsung melayang ke ruang angkasa tak bertepi. Kenikmatan .. sejuta kenikmatan .. ah .. Selaksa juta kenikmatan Pak Parno berikan padaku lewat jari-jari kasarnya itu.

Jari-jari itu juga berusaha menusuk lubang vaginaku. Aku rasakan ujungnya-unjungnya bermain di bibir lubang itu. Cairan birahiku yang sudah menjalar sejak tadi dia toreh-toreh sebagai pelumas untuk memudahkan masuknya jari-jarinya menembusi lubang itu. Dengan bibir yang terus melumati susuku dan tangannya merangsek kemaluanku dengan jari-jarinya yang terus dimainkan di bibir lubang vaginaku ..Ohh.. kenapa aku ini ..Ooohh.. Mas Adit .. maafkanlah akuu .. Ampunilahh .. istrimu yang nggak mampu mengelak dari kenikmatan tak bertara ini .. ampunilah Mas Adit .. aku telah menyelewengg .. aku nggak mampuu maass ..

Pak Parno terus menggumuli tubuhku. Blusku yang sudah berantakan memudahkan dia merangsek ke ketiakku. Dia jilati dan sedoti ketiakku. Dia nampak sekali menikmati rintihan yang terus keluar dari bibirku. Dia nampaknya ingin memberikan sesuatu yang nggak pernah aku dapatkan dari suamiku. Sementara jari-jarinya terus menusuki lubang vaginaku. Dinding-dindingnya yang penuh saraf-saraf peka birahi dia kutik-kutik, hingga aku JeBasa kelenger kenikmatan. Dan tak terbendung lagi, cairan birahiku mengalir dengan derasnya.

Yang semula satu jari, kini disusulkan lagi jari lainnya. Kenikmatan yang aku terimapun bertambah. Pak Parno tahu persis titik-titik kelemahan wanita. Jari-jarinya mengarah pada G-spotku. Dan tak ayal lagi. Hanya dengan jilatan di ketiak dan kobokan jari-jari di lubang vagina aku tergiring sampai titik dimana aku nggak mampu lagi membendungnya. Untuk pertama kali disentuh lelaki yang bukan suamiku, Pak Parno berhasil membuatku orgasme.

Saat orgasme itu datang, kurangsek balik Pak Parno. Kepalanya kuraih dan kuremasi rambutnya. Kupeluk tubuhnya erat-erat dan kuhunjamkan kukuku ke punggungnya. Aku nggak lagi memperhitungkan bagaimana luka dan rasa sakit yang ditanggung Pak Parno. Pahaku menjepit tangannya, sementara pantatku mengangkat-angkat menjemputi tangan-tangan itu agar jarinya lebih meruyak ke lubang vaginaku yang sedang menanggung kegatalan birahi yang amat sangat. Tingkahku itu semua terus menerus diiringi racau mulutku.

Dan saat orgasme itu memuncratkan cairan birahiku aku berteriak histeris. Tangan-tanganku menjambret apa saja yang bisa kuraih. Bantalan ranjang itu teraduk. Selimut tempat tidur itu terangkat lepas dan terlempar ke lantai. Kakiku mengejang menahan kedutan vaginaku yang memuntahkan spermaku. "Sperma" perempuan yang berupa cairan-cairan bening yang keluar dari kemaluannya. Keringatku yang mengucur deras mengalir ke mataku, ke pipiku, kebibirku. Kusibakkan rambutku untuk mengurangi gerahnya tubuhku dalam kamar ber AC ini.

Saat telah reda, kurasakan tangan Pak Parno mengusap-usap rambutku yang basah sambil meniup-niup dengan penuh kasih sayang. Uh .. Dia yang ngayomi aku. Dia eluskan tangannya, dia sisir rambutku dengan jari-jarinya. Hawa dingin merasuki kepalaku. Dan akhirnya tubuhku juga mulai merasai kembali sejuknya AC kamar motel itu.

'Dik Mar, Dik Mar hebat banget yaa hh.. Istirahat dulu yaa..?!, Saya ambilkan minum dulu yaahh ..', suara Pak Parno itu terasa menimbulkan rasa yang teduh. Aku nggak kuasa menjawabnya. Nafasku masih ngos-ngosan. Aku nggak pernah menduga bahwa aku akan mendapatkan kenikmatan sehebat ini. Kamar motel ini telah menyaksikan bagaimana aku mendapatkan kenikmatan yang pertama kalinya saat aku menyeleweng dari kesetiaanku pada Mas Adit suamiku untuk disentuhi dan digumuli oleh Pak Parno, Pak RT kampungku, yang bahkan juga sering jadi lawan main catur suamiku di saat-saat senggang. Mas Adit .. Ooohh .. maass ..maafkanlah aakuu .. maass..

Sementara aku masih terlena di ranjang dan menarik nafas panjang sesudah orgasmeku tadi, Pak Parno terus menciumi dan ngusel-uselkan hidungnya ke pinggulku, perutku. Bahkan lidah dan bibirnya menjilati dan menyedoti keringatku. Tangannya tak henti-hentinya merabai selangkanganku. Aku terdiam. Aku perlu mengembalikan staminaku. Mataku memandangi langit-langit kamar motel itu. Menembusi atapnya hingga ke awang-awang. Kulihat Mas Adit sedang sibuk di depan meja gambarnya, sebentar-sebentar stip Staedler-nya menghapus garis-garis potlod yang mungkin disebabkan salah tarik.

Mungkin semua ini hanyalah soal perlakuan. Hanyalah perlakuan Mas Adit yang sepanjang perkawinan kami tidak sungguh-sungguh memperhatikan kebutuhan biologisku. Lihat saja Pak Parno barusan, hanya dengan lumatan bibirnya pada ketiakku dan kobokkan jari-jarinya yang menari-nari di kemaluanku, telah mampu memberikan padaku kesempatan meraih orgasmeku. Sementara kamu Mas, setiap kali kamu menggumuliku segalanya berjalan terlampau cepat, seakan kamu diburu-buru oleh pekerjaanmu semata. Kamu peroleh kepuasanmu demikian cepat.

Sementara saat nafsuku tiba dengan menggelegak, Mas Adit sudah turun dari ranjang dengan alasan ada yang harus diselesaikan, si anu sudang menunggu, atau si anu besok mau pergi dan sebagainya. Kamu ternyata sekali sangat egois. Kamu biarkan aku tergeletak menunggu sesuatu yang tak pernah datang. Menunggu Mas Adit yang hanya memikirkan kebutuhannya sendiri. Yang aku nggak tahu kapan itu datangnya .. Sepertinya aku menunggu Godotku .., menunggu sesuatu yang aku tahu nggak akan pernah datang padaku ..

'Dik Marni capek ya ..', bisikkan Pak Parno membangunkan aku dari lamunan.
'Nggak Pak. Lagi narik napas saja .. Tadi koq nikmat banget yaa .., sedangkan Pak Parno belum ngapa-apain padaku .. Pakee .. Pak Parno juga hebat lhoo .. Baru di utik-utik saja aku sudah kelabakkan .. Hi hi hi ..', aku berusaha membesarkan hati Pak Parno yang telah memberikan kepuasan tak terhingga ini.

Rupanya Pak Parno hanya ingin nge-cek bahwa aku nggak tertidur. Dengan jawabanku tadi dengan penuh semangat dia turun dari ranjang. Dia lepasin sendiri kemejanya, celana panjangnya dan kemudian celana dalamnya. Baru pertama kali ini aku melihat lelaki lain telanjang bulat di depanku selain Mas Adit suamiku. Wuuiihh .. aku sangat tergetar menyaksikan tubuh Pak Parno.

Pada usianya yang lebih dari 55 tahun itu, sungguh Pak Parno memiliki tubuh yang sangat seksi bagi para wanita yang memandangnya. Bahunya bidang. Lengannya kekar, dengan otot-otot yang kokoh. Perutnya nggak nampak membesar, rata dengan otot-otot perut yang kencang, seperti papan penggilasan. Bukit dadanya yang kokoh, dengan dua putting susu besar kecoklatan, sangat menantang menunggu gigitan dan jilatan perempuan-perempuan binal. Dari tampilan tubuhnya yang kekar dan macho ini, aku lihat Pak Parno adalah sosok penggemar olahraga yang fanatik. Otot-otot di tubuhnya menunjukkan dia sukses berolahraga selama ini.





Pandanganku terus meluncur ke bawah. Dan yang paling membuatku serasa pingsan adalah .. kontolnya .. Aku belum pernah melihat ****** lelaki lain .. ****** Pak Parno sungguh-sungguh merupakan ****** yang sangat mempesona dalam pandanganku saat ini. ****** itu besar, panjang, keras hingga nampak kepalanya berkilatan dan sangat indah. Kepalanya yang tumpul seperti helm tentara Nazi, sungguh merupakan paduan erotis dan powerful. Sangat menantang. Dengan sobekan lubang kencing yang gede, ****** itu seakan menunggu mulut atau kemaluan para perempuan yang ingin melahapnya.

Sesudah telanjang Pak Parno juga menarik pakaianku, celana jeansku yang sedari tadi masih di separoh kakiku, kemudian blus serta kutangku dilepasnya. Kini aku dan Pak Parno sama-sama telanjang bulat. Pak Parno rebah di antara pahaku. Dia langsung nyungsep di selangkanganku. Lidahnya menjilati kemaluanku. Waduuiihh .. Ampunn .. Kenapa cara begini ini nggak pernah aku dapatkan dari Mas Aditt ..

Lidah kasar Pak Parno menusuk dan menjilati vaginaku. Bibir-bibir kemaluanku disedotinya. Ujung lidahnya berusaha menembusi lubang vaginaku. Pelan-pelan nafsuku terpancing kembali. Lidah yang menusuk lubang vaginaku itu membuat aku merasakan kegatalan yang hebat. Tanpa kusadari tanganku menyambar kepala Pak Parno dan jariku meremasi kembali rambutnya sambil mengerang dan mendesah-desah untuk kenikmatan yang terus mengalir. Tanganku juga menekan-nekan kepala itu agar tenggelam lebih dalam ke selangkanganku yang makin dilanda kegatalan birahi yang sangat. Pantatku juga ikut naik-naik menjemput lidah di lubang vaginaku itu.

Tak lama kemudian, Pak Parno memindahkan dan mengangkat kakiku untuk ditumpangkan pada bahunya. Posisi seperti itu merupakan posisi yang paling mudah bagi Pak Parno maupun bagi aku. Dengan sedikit tenaga aku bisa mendesak-desakkan kemaluanku ke mulut Pak Parno, dan sebaliknya Pak Parno tidak kelelahan untuk terus menciumi kemaluanku. Terdengar suara kecipak mulut Pak yang beradu dengan bibir kemaluanku. Dan desahan Pak Parno dalam merasakan nikmatnya kemaluanku tak bisa disembunyikan.

Posisi ini membuat kegatalan birahiku semakin tak terhingga hingga membuat aku menggeliat-geliat tak tertahankan. Pak Parno sibuk memegang erat-erat kedua pahaku yang dia panggul. Aku tidak mampu berontak dari pegangannya. Dan sampai pada akhirnya dimana Pak Parno sendiri juga tidak tahan. Rintihan serta desahan nikmat yang keluar dari mulutku merangsang nafsu birahi Pak Parno tidak bisa terbendung.

Sesudah menurunkan kakiku, Pak Parno langsung merangkaki tubuhku. Digenggamnya kontolnya, diarahkan secara tepat ke lubang kemaluanku. Aku sungguh sangat menunggu detik-detik ini. Detik-detik dimana bagiku untuk pertama kalinya aku mengijinkan ****** orang lain selain suamiku merambah dan menembus memekku. Seluruh tubuhku kembali bergetar, seakan terlempar ke-awang-awang. Sendi-sendiku bergetar .. menunggu ****** Pak Parno menembus kemaluanku .. Aku hanya bisa pasrah .. Aku nggak mampu lagi menghindar dari penyelewengan penuh nikmat ini .. Maafin aku Mas Adit ..



Aku menjerit kecil saat kepala tumpul yang bulat gede itu menyentuh dan langsung mendorong bibir vaginaku. Rasa kejut saraf-saraf di bibir vaginaku langsung bereaksi. Saraf-saraf itu menegang dan membuat lubang vaginaku menjadi menyempit. Dan akibatnya seakan tidak mengijinkan ****** Pak Parno itu menembusnya. Dan itu membuat aku penasaran,

'Santai saja Mar, biar lemesan..', terdengar samar-samar suara Pak Parno di tengah deru hawa nafsuku yang menyala-nyala.
'Pakee .. Pakee .. ayyoo .. Pakee tulungi saya Pakee .. Puas-puasin ya Pakee.. Saya serahin seluruh tubuh saya untuk Pakee ..', kedengerannya aku mengemis minta dikasihani.
'Iyaa Dik Marr .. Sebentar yaa Dik Marr ..', suara Pak Parno yang juga diburu oleh nafsu birahinya sendiri.

Kepala helm tentara itu akhirnya berhasil menguak gerbangnya. Bibir vaginaku menyerah dan merekah. Menyilahkan ****** Pak Parno menembusnya. Bahkan kini vaginakulah yang aktif menyedotnya, agar seluruh batang ****** gede itu bisa dilahapnya.

Uuhh .. aku merasakan nikmat desakan batang yang hangat panas memasuki lubang kemaluanku. Sesak. Penuh. Tak ada ruang dan celah yang tersisa. Daging panas itu terus mendesak masuk. Rahimku terasa disodok-sodoknya. ****** itu akhirnya mentok di mulut rahimku. Terus terang belum pernah se-umur-umurku rahimku ngrasain disentuh ****** Mas Adit. Dengan sisa ruang yang longgar, ****** suamiku itu paling-paling menembus ke vaginaku sampai tengahnya saja. Saat dia tarik maupun dia dorong aku tidak merasakan sesak atau penuh seperti sesak dan penuhnya ****** Pak Parno mengisi rongga vaginaku saat ini.

Kemudian Pak Parno mulai melakukan pemompaan. Ditariknya pelan kemudian didorongnya. Ditariknya pelan kembali dan kembali didorongnya. Begitu dia ulang-ulangi dengan frekewnsi yang makin sering dan makin cepat. Dan aku mengimbangi secara reflek. Pantatku langsung pintar. Saat Pak Parno menarik kontolnya, pantatku juga menarik kecil sambil sedikit ngebor. Dan saat Pak Parno menusukkan kontolnya, pantatku cepat menjemputnya disertai goyangan igelnya.

Demikian secara beruntun, semakin cepat, semakin cepat, cepat, cepat, cepat, cepat, cepaatt ..ceppaatt. Payudaraku bergoncang-goncang, rambutku terburai, keringatku, keringat Pak Parno mengalir dan berjatuhan di tubuh masing-masing, mataku dan mata Pak Parno sama-sama melihat keatas dengan menyisakan sedikit putih matanya. Goncangan makin cepat itu juga membuat ranjang kokoh itu ikut berderak-derak. Lampu-lampu nampak bergoyang, semakin kabur, kabur, kabur. Sementara rasa nikmat semakin dominan. Seluruh gerak, suara, nafas, bunyi, desah dan rintih hanyalah nikmat saja isinya.

'Mirnaa .. Ayyoo.. Enakk nggak ****** padee Mirr, enak yaa.. enak Mirr .. ayyoo bilangg enak mana sama ****** si Adit .. Ayoo Mirr enak mana sama ****** suamimu ayoo bilangg ayyoo enakan manaa ..', Pak Parno meracau.
'Pakee .. enhaakk.. pakee.. Enhakk ****** pakee .. Panjangg .. Uhh gedhee bangett .. pakee.. Enakan ****** Pak Parnoo ..'.



Posisi nikmat ini berlangsung bermenit-menit. Tanpa terasa pergumulan birahi ini sudah berjalan lebih dari 1 jam. Suasana erotis tampak sangat indah dan menonjol. Erangan dan desahan erotik keluar bersahut-sahutan dar mulut kami. Kulihat tubuh kekar Pak Parno tampak berkilatan karena keringatnya. Dan hal itu membuat Pak Parno jauh terlihat seksi di mataku. Kulihat keringatnya mengalir dari lehernya, terus ke dada bidangnya, dan akhirnya ke tonjolan otot di perutnya. Dengan gemas kupermainkan putting susunya yang bekilatan itu. Kugigiti, kujilati, kuremas-remas. Dan Pak Parno yang merasakan itu, tambah buas gerakannya. Sodokan kontolnya tambah kencang di memekku dan kurasakan tangan-tangannya yang kasar merambahi payudaraku.



Pada akhirnya, setelah hampir 2 jam kami bercinta, aku mendapat orgasmeku 2 kali secara berturut-turut. Itu yang ibu-ibu sering sebut sebagai multi orgasme. Bukan mainn .. hanya dari Pak Parno aku bisa meraih multi orgasmeku inii .. Oohh Pak Parnoo.. terima kasihh .. Pak Parno mau memuaskan akuu.. Sekarangg ayoo .. Pakee biar aku yang memuaskan kamuu .. 10 menit kemudian…
Dan ****** Pak Parno aku rasakan berdenyut keras dan kuat sekali.. Kemudian menyusul denyut-denyut berikutnya. Pada setiap denyutan aku rasakan vaginaku sepertinya disemprot air kawah yang panas. Sperma Pak Parno berkali-kali muntah di dalam vaginaku.

Uhh .. Aku jadi lemess bangett .. Nggak pernah sebelumnya aku capek bersanggama. Kali ini seluruh urat-urat tubuhku serasa di lolosi. Dengan telanjang bulat kami sama telentang di ranjang motel ini. Di sinilah akhirnya terjadi untuk pertama kalinya aku serahkan nonokku beserta seluruh tubuhku kepada lelaki bukan suamiku, Pak Parno. Dan aku heran .. pada akhirnya.. tak ada rasa sesal sama sekali dari hatiku pada Mas Adit. Aku sangat ikhlaskan apa yang telah aku serahkan pada Pak Parno tadi. Dan dalam kenyataan aku mendapatkan imbalan kepuasan dari Pak Parno yang sangat hebat.

Di motel ini aku mengalami 3 kali orgasme. Dua kali beruntun aku mengalami orgasme dalam satu kali persetubuhan dan yang pertama sebelumnya, yang hanya dengan gumulan, ciuman dan jilatan Pak Parno di ketiakku sembari tangannya ngobok-obok kemaluanku aku bisa mendapatkan orgasme yang sangat memberikan kepuasan pada libidoku. Hal itu mungkin disebabkan karena adanya sensasi-sensasi yang timbul dari sikap penyelewengan yang baru sekali ini aku lakukan. Yaa.. pada akirnya aku toh berhak mendapatkannya .. tanpa menunggu Mas Adit yang sangat egois.

Sesungguhnya aku ingin tinggal lebih lama lagi di tempat birahi ini, namun Pak Parno mengingatkan bahwa waktu bernikmat-nikmat yang pertama kali kami lakukan ini sudah cukup lama. Pak Parno khawatir orang-orang rumah menunggu dan bertanya-tanya. Pak Parno mengajak selekasnya kami meninggalkan tempat ini dan kembali menyelesaikan pekerjaan yang telah kami sanggupi pada Mbak Surti dalam rangka membantu hajatannya.

Setelah kami mandi dan membersihkan tanda-tanda yang kemungkinan mencurigakan, kami kembali ke jalanan. Ternyata kemacetan jalan menuju ke Senen ini sangat parah di siang hari ini. Dengan adanya pembangunan jembatan layang pada belokan jalan di Galur, antrean mobil macet sudah terasa mulai dari pasar Cempaka Putih. Mobil Pak Parno serasa merangkak. Untung AC mobilnya cukup dingin sehingga panasnya Jakarta tidak perlu kami rasakan.

Sepanjang kemacetan ini pikiranku selalu kembali pada peristiwa yang barusan aku alami bersama Pak Parno tadi. Lelaki tua ini memang hebat. Dia sangat kalem dan tangguh. Dia sangat sabar dan berpengalaman menguasai perempuan. Dialah yang terbukti telah memberikan padaku kepuasan seksual. Paduan kesabaran, tampilan ototnya yang kekar, postur tegap tubuhnya, serta ****** gedenya yang indah membuat aku langsung takluk secara iklas padanya. Aku telah serahkan seluruh tubuhku padanya. Dan Pak Parno tidak sekedar menerimanya untuk kepentingannya sendiri, tetapi dia sekaligus membuktikan bahwa kenikmatan hubungan seksual yang sebenar-benarnya adalah apabila pihak lelaki dan pihak perempuannya bisa mendapatkan kepuasannya secara adil dan setara. Dan aku merasakannya .. tapi .. Benar adilkah ..?

Ah .. pertanyaan itu tiba-tiba mengganguku. Tiba-tiba terlintas dalam pikiranku bahwa dari hubungan badan tadi, aku berhasil merasakan orgasmeku hingga 3 kali. Sementara Pak Parno hanya mengeluarkan spermanya sekali saja. Artinya dia meraih kepuasan dalam hubungan seksual dengan aku tadi hanya sekali. Ahh ..adakah hal ini menjadi masalah untuk hubunganku dengan Pak Parno selanjutnya ..? Kenapa dia banyak diam sejak keluar dari motel tadi ..?
Aku menjadi gelisah, aku kasihan pada Pak Parno apabila dia masih menyimpan dorongan birahinya. Apabila belum seluruh cairan birahinya secara tuntas tertumpah. Bukankah hal demikian itu bagi lelaki akan menimbulkan semacam kegelisahan ..? Apa yang harus aku lakukan ..??

'Pak, tadi puas nggak Pak..?', aku memberanikan diri untuk bertanya.
'Bukan main Dik Mar, aku sungguh sangat puas', begitu jawabnya.
Suatu jawaban yang sangat santun yang justru semakin besar kekhawatiranku. Jawaban macam itu pasti akan keluar dari setiap 'gentlemen'. Aku harus amati dari sudut yang lain. Kulihat dibawah kemudi Kijangnya. Nampak celananya masih menggunung. Artinya kontolnya masih ngaceng. Aku nekat. Kuraba saja tonjolan celananya itu.
'Ininya koq masih ngaceng Pak? Masih pengin yaa?? Tadi masih mau lagi yaa??', sambil tanganku terus memijiti gundukkan itu. Dan terbukti semakin membesar dan mengeras.
Pak Parno diam saja. Aku tahu pasti dia menikmati pijatanku ini. Aku teruskan. Tanganku meremasi, mengurut-urut.
'Hheehh ..dik Marr .. enak sekali tangan Dik Marr yaa..'.

Biarlah, biarlah aku akan selalu memberikan yang aku bisa. Dengan berbagai style, tanganku terus meremasi dan mijit gundukkan ****** itu. Tetapi lama kelamaan justru tanganku sendiri makin menikmati kenikmatan memijit-mijit itu. Dan semakin lama justru aku yang nyata semakin kelimpungan. Aku kenang kembali ****** gede ini yang 40 menit yang lalu masih menyesaki kemaluanku. Yang tanpa meninggalkan celah sedikitpun memenuhi rongga vaginaku. Dan ujungnya ini yang untuk pertama kalinya bisa mentok ke dinding rahimku.. ah nikmatnya ..

'Pakee.. Aku pengin lagii ..', aku berbisik dengan setengah merintih.
'Kita cari waktu lagi Dik Mar .., gampang.., Dik Mar khan bisa bilang pada Mas Adit, mau ke Carrefour atau ke Mangga Dua cari barang apa.. gitu'.
'Iyaa siihh.. Boleh dibuka ya Pak. Aku pengin lihat lagi nih jagoan Pak ..', sambil aku melempar senyum serta melirikkan mataku ke Pak Parno melihat reaksinya.
'Boleehh ..', dia jawab tanpa melihat ke aku, karena keramaian lalu lintas yang mengharuskan Pak Parno berkonsentrasi.

Tanganku sigap. Pertama-tama kukendorkan dulu ikat pinggangnya. Kemudian kubuka kancing utamanya. Selanjutnya kuraih resluitingnya hingga nampak celana dalamya yang kebiruan. Di belakang celana dalam itu membayang alur daging sebesar pisang tanduk yang mengarah ke kanan. Oouu.. ini kali yang namanya stir kanan.. Kalau stir kiri, mengarahnya kekiri tentunya.

Dengan tidak sabar kubetot ****** Pak Parno dari sarangnya. Melalui pinggiran kanan celana dalamnya, ****** Pak Parno mencuat keluar. Gede, panjang, kepalanya yang bulat berkilatan. Dan pada ujung kepala itu ada secercah titik bening. Oooww ..baru sekarang aku berkesempatan memperhatikan ****** ini dari jarak yang sangat dekat, bahkan dalam genggamanku.

Rupanya precum Pak Parno telah terbit di ujung kepalanya. Precum itu muncul dari lubang kencingnya. Uuuhh .. indahnyaa .. bisakah aku nggak bisa menahan diri ..??

'Pak Parno pengin khan..??', kembali aku berbisik.
'Heehh .. Dik Mar mau bantu Pak Parno nih ..??', jawaban yang disertai pertanyaan balik.
'Gimana bantunya Pak.., berhenti duluu .. Cari tempat lagii .. Hayoo..', jawabanku enteng.
'Nggak begitu Dik Mar, kita nggak mungkin berhenti lagi. Ya ini khan macet nih jalanan. Maksudku, apakah .. eehh .. Dik Mar marah nggak kalau aku bilang ini ..??'.
'Nggak pa pa Pak, saya rela koq, dan saya pengin bantu bener-bener, Pak'.
'Dik Mar pernah mengisep punya Mas Adit khan?'.
'Ooo.. Kk.. kaalau ii.. ttuu terus terang aku belum pernah Pak.., kalau lihat punya Mas Adit rasanya aku geli gituu.. jijikk gituu ..'.
'Kalau lihat punya saya inii.?', dia terus mendesak dengan pertanyaan yang terus terang aku nggak bisa menjawab secara cepat.

Masalahnya aku dihadapkan pada sesuatu hal yang bener-bener belum pernah aku lakukan, bahkan pun dalam khayalan seksualku. Pasti yang Pak Parno inginkan adalah aku mau mengisep-isep kontolnya itu, yaa khan? Tapi aku juga berpikir cepat .. Tadi sewaktu di motel, Pak Parno membenamkan wajahnya ke selangkanganku tanpa risah-risih. Kemudian dijilatinya vaginaku, kelentitku, lubang kemaluanku. Dia juga menelan cairan-cairan birahiku. Aku jadi ingat prinsip adil dan setara yang aku sebutkan di atas tadi.

Mestinya aku yaa.. nggak usah ragu-ragu untuk berlaku mengimbangi apa yang telah dilakukan Pak Parno padanya. Dia telah menjilati, menyedoti kemaluanku. Dan aku sangat menikmati jilatan dahsyatnya. Dan sekarang Pak Parno seakan menguji padaku. Bisakah aku bertindak adil dan setara juga pada dia. Aku membayangkan ****** itu di mulutku ..

'Dik Mar, sperma itu sehat lhoo, bersih, steril.. dan banyak vitaminnya. Itu dokter ahli lho yang ngomong. Cobalah, ****** Pak Parno ini pasti sedap kalau Dik Mar mengulumnya.. ', aku sepertinya mendengar sebuah permohonan.

Aku kasihan juga pada Pak Parno. Mungkin dia sudah mengharapkan sejak awal jalan bersama dari rumah tadi. Mungkin bahkan dia sudah mengharapkan jauh beberapa waktu yang lalu. Dan kini saat aku sudah berada disampingnya harapan itu nggak terkabul. Ah, aku jadi iba .. Kulihat kembali ****** indah Pak Parno. Yaa.. benar-benar indah..apa artinya indah itu .. Kalau memang itu indah ..sudah semestinya kalau aku menyukainya ..dan kalau aku menyukainya .. mestinya aku nggak jijik ataupun geli .. Dan lihat precum itu.. Juga indah khan, bening, murni, dan mungkin juga wangi ..dan asin .. Dan.. Banyak lho yang sangat menyukainya .., menjilatinya, meminumnya ..

Tahu-tahu aku sudah merunduk, mendekatkan wajahku, mendekatkan bibirku ke ****** Pak Parno yang indah itu. Dan tanpa banyak tanya lagi aku telah mengambil keputusan .. Ah,.. ujung lidahku kini menyentuh, menjilat dan merasakan lendir lembut dan bening milik Pak Parno. Yaahh .. asinnya yang begitu lembutt..
'Dik Maarr .. Uhh enakk bangett sihh ..', kepalaku dielus-elusnya. Dan dia sibakkan rambutku agar tidak menggangu keasyikanku. Dan selanjutnya dengan penuh semangat aku mengkulum ****** Pak Parno di mobil yang sempit itu. Kemudian Pak Parno sedikit memundurkan tempat duduknya.
'Dik Marr .. Terus Dik Marr .. Kamu pinter banget siihh .. uuhh Dik Marr..', aku terus memompa dengan lembut. Banyak kali aku mengeluarkan kepala itu dari mulutku.. Aku menjilati tepi-tepinya .. Pada pangkal kepala ada alur semacam cincin atau bingkai yang mengelilingi kepala itu. Dan sobekan lubang kencingnya itu .. kujilati habis-habisan ..
'Marr.. enak bangett .. akau mau keluar nihh Dik Marr .. Aku mau keluar nihh ..', aku tidak menghiraukan kata-katanya, mungkin maksudnya peringatan untukku, jangan sampai air maninya tumpah di mulutku. Dia masih khawatir bahwa mungkin aku belum bisa menerimanya.

Tetapi apa yang terjadi padaku kini sudah langsung berbalik 180 derajat. Rasanya justru aku kini yang merindukannya. Dan aku memang merindukannya. Aku pengin banget merasakan sperma seorang lelaki langsung tumpah dari kontolnya langsung ke mulutku. Dan lelaki itu adalah Pak Parno, yang bukan suamiku sendiri. Aku terus menjilati, menyedoti. Batangnya, pangkalnya, pelernya, sejauh bisa bibir atau lidahku meraihnya, disebabkan tempat yang sempit ini, semua bagian kontolnya itu aku rambah dengan mulutku.

Dan pengalaman pertama itu akhirnya hadir. Saat mulutku mengkulum batangan gede panjang milik Pak Parno itu, aku rasakan kembali ada kedutan besar dan kuat. Kedutan itu kemudian disusul dengan kedutan-kedutan berikutnya. Kalau yang aku rasakan di motel tadi kedutan-kedutan ****** Pak Parno dalam lubang vaginaku, sekarang hal itu aku rasakan di rongga mulutku. ****** Pak Parno memuntahkan laharnya. Cairan, atau tepatnya lendir yang hangat panas nyemprot langit-langit rongga mulutku. Sperma Pak Parno tumpah memenuhi mulutku. Entah berapa kali kedutan tadi. Tetapi sperma dalam mulutku ini nggak sempat aku telan seluruhnya karena saking banyaknya.

Sperma Pak Parno berleleran di pipiku, daguku, bahkan juga ke kening dan rambut panjangku. ****** Pak Parno masih berkedut-kedut saat kukeluarkan dari mulutku. Dan aku raih kembali untuk kuurut-urut agar semua sperma yang tersisa bisa terkuras keluar. Mulutku langsung menyedotinya. Sekali lagi, pengalaman pertama nyeleweng ini benar-benar memberiku daftar panjang hal-hal baru yang sangat sensasional bagiku. Dan aku makin merasa pasti, hal-hal itu nggak mungkin aku dapatkan dari Mas Adit, suamiku tercinta.

Sesuai rencana, aku diturunkan di Pasar Senen oleh Pak Parno. Sungguh aku keberatan untuk perpisahan ini. Kugenggam tangannya erat-erat, untuk menunjukkan betapa besarnya arti Pak Parno bagiku. Aku berjalan dengan gontai saat menuju toko kertas dekorasi itu.

Saat aku turun dari taksi sesampai di rumah, Mbak Surti nampak cemberut. Aku biarkan. Pada temen yang lain aku bilang banyak bahan yang aku cari stoknya habis sehingga aku menunggu cukup lama. Di ujung jalan sana kulihat mobil Kijang Pak Parno. Mungkin sudah lama lebih dahulu nyampai di kompleks. Orang-orang pemasang tenda dan pengatur sound system sudah mulai melaksanakan tugasnya. 2 jam lagi acara akan dimulai.

Aku pamit pulang sebentar, untuk menengok rumah. Mas Adit belum pulang. Aku mandi lagi sambil mengenang peristiwa indah yang kualami sekitar 2,5 jam yang lalu. Saat sabunku menyentuh kemaluanku, masih tersisa rasa pedih pada bibirnya. Mungkin jembut Pak Parno tersangkut saat kontolnya keluar masuk menembus memekku. Dan itu biasanya menimbulkan luka kecil yang terasa pedih pada bibir vaginaku saat terkena sabun seperti ini.

Cerita Hot - Si Titin

Cerita Hot - Si Titin

Baru pulang dari luar kota tadi malam Aku agak malas untuk siap-siap ke kantor, nanti agak siang saja Aku masuknya. Isteriku sudah berangkat, anakku semata wayang sudah ke sekolah. Selesai sarapan yang disiapkan oleh Titin Aku belum juga mandi tapi menikmati 3 hari koran yang belum sempat kubaca selama keluar kota di sofa ruang tamu. Santai. Hari menjelang siang.

Titin baru saja selesai mengepel lantai lalu ke belakang. Rasanya ada yang aneh pada Titin. Tiap hari dia memang mengepel lantai dan itu biasa. Entah apanya yang berbeda pada dia pagi ini Aku tak memperhatikan dan memang tak ingin tahu. Hanya kurasakan agak aneh saja. Kembali Aku membaca koran. Ketika terdengar suara guyuran air di kamar mandi belakang, juga masih biasa, Titin selesai bersih-bersih rumah lalu mandi.

Lalu setengah jam kemudian dia tampak sliweran antara dapur dan ruang makan juga biasa. Juga ketika masuk ke kamar anakku. Sekilas Aku sempat melihatnya lewat dari balik bentangan koranku. Mungkin ini yang tak biasa, dia tampak lebih rapi dari biasanya. Daster yang dia kenakan tampaknya baru. Mungkin dia mau keluar belanja, pikirku.

Dalam kesibukan dia di ruang makan kadang dia bikin suara-suara benturan piring dan alat lainnya. Dengan sendirinya Aku sedikit mengangkat kepala mengalihkan pandangan dari koran ke arahnya. Itu gerakan refleks yang biasa. Yang tak biasa adalah dia beberapa kali 'tertangkap' sedang memandang ke arahku tapi tatapan matanya agak ke bawah. Ketika dia sedang ke belakang Aku coba meneliti adakah yang aneh pada diriku ? Kebiasaan di rumah Aku selalu mengenakan celana pendek. Itu sudah sering dan Titin juga sudah tahu. Jadi apanya yang aneh. Ah, memang Aku peduli ? Aku terus saja membaca.

Sampai suatu saat sedang asyiknya Aku membaca tanpa kusadari Titin sudah berdiri di depanku. Koran kuletakkan, belum sempat Aku membuka mulut untuk nanya, tiba-tiba Titin menghambur ke arahku, duduk di pangkuanku dan memeluk tubuhku. Lalu kepalanya yang tersembunyi di dadaku terlihat sedikit berguncang. Titin menangis. Ada angin apa nih ?
"Maafkan saya Kang ..." katanya di sela-sela isakan tangisnya.

***

Titin memang bukan pembantu. Dia adalah sepupu isteriku, sama-sama dari Kuningan, asal isteriku. Dia cukup cerdas walau SMK saja tak tamat, karena keburu disuruh menikah oleh ibunya. Teman-temannya di kampung pada umumnya hanya tamatan SMP atau bahkan SD. Dia sebenarnya ingin sekolah sampai tingkat sarjana, hanya kebiasaan di kampung mengharuskan anak perempuan sudah berrumah-tangga ketika mencapai umur 16 atau 17 tahun. Malang baginya, ketika usia pernikahan menjelang setahun suaminya tertangkap basah berselingkuh. Dia minta cerai dan ingin ikut isteriku ke Jakarta sambil siapa tahu bisa meneruskan sekolahnya dan menggapai cita-citanya menjadi sarjana pertanian. Di kampung dulu dia memang amat dekat dengan isteriku.

Setelah bicara denganku, isteriku setuju menyekolahkan dia sampai tamat. Titin bersedia kerja apa saja, jadi pembantu sekalipun, untuk mengejar cita-citanya. Kami, saya, isteri dan anakku tak pernah menganggap dia sebagai pembantu. Kami perlakukan dia sebagai salah satu famili dekat. Sudah hampir dua bulan dia ikut dengan keluarga kami. Dia sudah terdaftar di SMK kelas tiga, hanya belum mulai sekolah karena menunggu tahun ajaran baru, bulan depan. Umurnya kini 18 tahun. Memang sedikit terlambat. Anak seusia dia umumnya sudah tamat SMU.

"Kenapa Tin?"
"Maafkan saya Kang...."
"Kamu salah apa"
Dia tak menjawab, masih terisak. Aku coba menduga-duga, mungkin dia tak betah karena mengerjakan urusan rumah tangga mirip pembantu.
"Kamu pengin pulang?"
Titing menggeleng. Sebenarnya tidak juga sebagai pembantu karena isteriku kalau sedang di rumah juga ikut terjun kerja bersama dia. Anakku pun begitu. Kami memang sudah biasa tak punya pembantu.
"Atau kamu gak betah di sini?"
"Bukan Kang .... bukan, saya senang tinggal sama Teteh..." Yang dia sebut teteh adalah isteriku.
"Jadi kenapa?"
Hening sejenak, lalu
"Sayanya Kang, saya yang tak beres..."
"Tak beres apanya, ayo cerita, jangan sungkan-sungkan. Kamu kan sudah kuanggap adikku sendiri"
"Bukan masalah itu Kang ... Akang sekeluarga di sini baik-baik semua ....saya betah..."
"Lalu ?"

***

Titin masih diam, tangisnya mereda. Tapi masih belum mau bicara. Tak sadar Aku mengelus-elus rambutnya yang lurus dan panjang sepunggung, seperti rambut isteriku. Memang Titin banyak kemiripan dengan isteriku. Wajah mirip, hanya isteriku langsat dia sawo matang. Bentuk tubuhnya sama langsing, hanya dada Titin sedikit lebih besar. Pembaca, jangan berpikiran macam-macam ya. dari 'tampak luar' saja sudah terlihat, tak harus 'memeriksa' ke dalam. Memangnya Aku sekurang ajar itu berani memeriksa dada sepupu isteriku ? Dada? Ah .... gumpalan daging kembarnya itu melekat erat di dadaku sekarang. Baru sekarang juga Aku menyadari bahwa bongkahan itu nempel di tubuhku nyaris tak ada penghalang. Tak ada 'kain keras' di antara kami. Masa sih ? Untuk memenuhi rasa penasaranku, tanganku yang sedang membelai rambut Titin 'mampir' sebentar ke punggungnya. Hanya kain daster saja yang ada dipunggungnya. Benar, Titin tak mengenakan bra ! Aku lebih banyak berpikiran positif. Mungkin saja tadi dia sehabis mandi belum sempat memakainya. Tapi menyadari 'keadaan' begini, sebagai lelaki normal tak urung ada yang menggeliat di balik celana pendekku.

Lalu, kubiarkan pikiranku mengelana, kubayangkan bentuk bungkahan yang menekan dadaku, tentunya masih kencang sebab dia belum punya anak dan belum setahun 'dipakai', dengan putingnya yang kecil dan kecoklatan. Imagi begini jelas saja membuat perangkat bawahku semakin mengencang. Tiba-tiba Titin mengangkat kepalanya yang dari tadi ngumpet di dadaku. Ditatapnya mataku sejenak, lalu pandangan beralih ke tubuhku bagian bawah dan kemudian menatapku lagi. Aku yakin pantatnya telah merasakan perubahan yang terjadi di celanaku.

"Kang ......."bisiknya serak. Pantatnya bergerak menggoyang, melumati kelaminku.
Mendadak mulutku dipagutnya. Aku masih shok atas tindakannya ini sehingga bibirku pasif saja menerima sapuan bibirnya. Tapi itu tak lama, hanya beberapa saat kemudian bibirku malah merespons lumatan bibirnya. Kami berciuman. Celakanya, entah bagaimana Aku jadi membayangkan bahwa yang sedang kuciumi ini adalah isteriku sehingga ciuman kami makin seru ....

Aku sempat melayang-layang sampai suatu saat kesadaranku mendarat kembali ke bumi, ratio mengalahkan emosi. Aku dorong kepala Titin menjauh, ciuman terlepas.
"Tin .... ?"
Kulihat ekspresi wajahnya yang kaget sekejap.
"Kang .... maafkan saya .... tapi saya butuh banget ..... butuh Kang .... udah lama banget menahan ...."
"Kamu sadar Tin ?"
"Iya Kang, sadar bahwa saya sangat membutuhkanmu Kang .... "
"Kenapa saya?" tanyaku lagi.
"Gak tahu Kang. Tubuhku ini udah lama membara .... Udah lama saya coba menahannya tapi saya gak mampu Kang .... tolong Akang mengerti ...."
Tanpa menunggu reaksiku Titin kembali menciumiku. Kami berpagutan lagi. Aku mulai menikmati. Kesadaranku berangsur menghilang.....

Kemudian, ini gerakan refleks yang wajar dan biasa ketika sambil berciuman telapak tangan kananku mulai meremas-remas buah dada kirinya yang hanya tertutup daster. Daging yang sekal sesuai bayanganku tadi. Titin melepas ciuman lalu mengerang sambil kepalanya mendongak menikmati remasanku. Bahkan erangannya mirip rintihan isteriku. Cuma sebentar, kembali dia mengejutkanku, dengan sigapnya dia melepas kancing-kancing dasternya lalu menyodorkan dadanya ke mukaku. Dua bulatan kembar itu kini terhidang di depan hidungku. Putingnya kecil tapi telah mengacung ke depan. Kuciumi buah dadanya, bergantian kanan dan kiri. Puting kecil itu memang keras.

Juga gerakan wajar jika tanganku kemudian mulai membelai-belai pahanya, menyusup ke balik dasternya, merambat sampai pangkalnya. Lagi-lagi Aku dibikin kaget. Hanya daster itulah satu-satunya pakaian yang melekat di tubuh sintal Titin. Aku tadi tak memperhatikannya. Selangkangan berbulu halus itu telah membasah dan lembab. Titin makin menggila ....
"Ayo Kang .... sekarang. Saya mohon ...."
Rangsanganku sudah tinggi, tak ada lagi pikiran jernih, gelap mata. Kubopong Titin menuju kamarku, kurebahkan tubuhnya ke kasur. Secepat kilat Titin melepas dasternya melalui kepalanya.

Tubuh coklat langsing sekel itu kini telanjang bulat tergolek di kasurku. Kedua belah dadanya memang bulat dan menonjol dihiasi puting dan lingkaran aerola yang kecil menambah keindahannya. Bulu-bulu halus di bawah perutnya terlihat rapi tanda terawat. Tubuh itu kini gelisah, bergerak-gerak tak tentu. Pahanya sudah membuka lebar. Tunggu apa lagi?

"Ayo...Kang ...."
Secepat kilat Aku memelorotkan celana pendekku sekaligus dalemannya. Aku naik ke tempat tidur dan mengarahkan penisku ke selangkangannya. Kebiasaanku kalo awal penetrasi lebih suka posisi misionarist, sebab Aku bisa melihat ekspresi wajah lawan mainku ketika penisku mulai menusuk. Wajah dengan mata terpejam dan kepala sedikit mendongak adalah pemandangan paling eksotis. Kurebahkan tubuhku menindihnya. Lalu dengan gerakan agak kasar Aku menekan. Muka Titin berkerut, dia menggigit bibirnya sendiri, ekspresi seperti orang yang sedang kesakitan. Benar saja ...
"Aaww .... pelan-pelan Kang, saya udah lama banget engga ....."
Memang, kepala penisku serasa membentur tembok walaupun Aku yakin dia telah lembab.
"Oh .... sorry Tin ..."

Lalu dengan sabarnya Aku perlahan membuat gerakan-gerakan pendek maju-mundur untuk membuka 'pintu' yang sudah lama tak pernah dimasuki. Memang agak susah, harus perlahan dan bertahap. Akhirnya seluruh batangku tertelan oleh vaginanya. Mulailah Aku 'memompa', masih perlahan agar bisa lebih merasakan gesekan batangku dengan dinding-dinding liang vaginanya. Milik Titin begitu eratnya menjepit batangku, persis seperti milik isteriku pada awal-awal kami menikah. Aku jadi teringat sewaktu berbulan madu dengan isteriku beberapa tahun lalu. Cerocohan ribut yang keluar dari mulut Titinpun sama. Beginilah rasanya. Hanya satu kata : nikmat !

Lalu Titin ? Sulit kugambarkan. Gerakan tubuhnya begitu liar, ekspresi wajahnya begitu ekstasi manjadikan dia tampak lebih cantik dibanding biasanya. Itu tanda bagi wanita yang sedang merasakan nikmatnya bersenggama. Rasanya Aku bisa lebih lama bertahan memompa, mungkin karena tadi malam Aku sudah mengeluarkan dua kali 'tabungan' ke tubuh isteriku setelah tersimpan selama 3 hari di luar kota.

Hingga suatu saat ....
Kedua tangannya mengunci amat erat di tubuhku dan tubuhnya kurasakan berguncang-guncang teratur beberapa kali. Aku lalu menghentikan pompaan, memberi kesempatan dia menikmati orgasmenya. Guncangan lalu melemah seiring melemahnya kuncian tangannya. Lalu tangannya rebah ke samping. Titin terkapar ....

***

"Terima kasih Kang .... terima kasih...."katanya sambil menciumi wajahku.
"Gimana Tin ...."
"Enak banget ....."
Tubuhku masih telungkup menindih tubuhnya, punyaku yang masih tegang masih 'tersimpan' di dalam tubuhnya. Aku masih tak bergerak walaupun Aku belum mencapai puncak. Sengaja untuk memberi waktu kepada Titin untuk menyelesaikan puncak hubungan seks, orgasme. Karena Aku tahu berdasarkan pengalaman, wanita tak mau 'diganggu' bila sedang dalam masa puncak dan beberapa waktu setelahnya.
Syaraf-syaraf pada alat kelaminnya menjadi amat sensitif ketika masa orgasme.

Tapi ketegangan penisku mulai mengendur karena masa pause begini. Aku harus mulai memompa lagi untuk meningkatkan ketegangan batangku. Lalu Aku mulai gerakan dengan memundurkan penisku sedikit dan menusuk lagi.
"Aaahhh ..... Kang..."erangnya.
Aku terus saja.
Memompa.
Mulutnya mulai berkicau.
Makin cepat.
Gerakannya makin gila.
Aku melambung
Melayang ....
Beberapa detik kemudian ....
Aku sampai.
Kutumpahkan semuanya ke dalam tubuhnya.
Ya. Aku ejakulasi di dalam tubuhnya. Tak terpikirkan lagi untuk mencabutnya. Karena kedua kaki Titin keburu menjepit erat pinggulku, dan lalu tubuhnya berguncang teratur seperti tadi.

Beberapa saat berlalu baru Aku menyadari akan akibat penumpahan ke dalam liangnya.
"Tin .... Aku keluar di dalam ...."
"Engga apa-apa Kang .... jangan khawatir"
"Maksudmu ?"
"Saya masih menyimpan spiral di dalam ...."
Aku lega walaupun di kepala ini menumpuk banyak pertanyaan seperti mengapa dia nekat begini ....
 

STREAMING VIDEO PORNO Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger