Kota Berastagi
Kabupaten Karo – Sumatra Utara – Indonesia
Berastagi  merupakan satu kota yang terletak di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatra  Utara. Secara geografis, kota ini berada di dataran tinggi atau sekitar  1.300 meter di atas permukaan laut (dpl) yang mana masih satu kawasan  dengan deretan panjang Bukit Barisan. Kota yang sehari-hari bersuhu  udara antara 17 hingga 19 derajat celcius ini terletak sekitar 10 km  dari Kota Kabanjahe, ibukota Kabupaten Karo, ke arah utara. Sementara,  jika dari ibukota Provinsi Sumatra Utara, Medan, Kota Berastagi terletak  78 km di sebelah selatannya. Dan, dari Medan, Kota Berastagi yang  berada di dataran tinggi nampak diapit oleh dua gunung aktif, yakni  Gunung Sibayak (2.100 meter dpl) dan Gunung Sinabung (2.400 meter dpl). 
 
 
 

Salah satu sudut Kota Berastagi
Sumber Foto: Stephen and Therese Jennings
Sebelum menuju Berastagi yang ada di Kabupaten Karo, maka Anda harus menuju ke Kota Medan terlebih dahulu. Medan dapat ditempuh melalui jalur darat, laut, maupun udara. Medan memiliki Bandar Udara (Bandara) Internasional Polonia yang letaknya 4 km dari pusat kota sebagai terminal jalur udara, sementara Pelabuhan Belawan yang merupakan pelabuhan laut terbesar ketiga di Indonesia terletak 25 km di utara Medan dapat digunakan bagi pengguna transportasi laut. Selain itu, Medan juga mempunyai 2 terminal bus antarkota, yaitu Terminal Pinang Baris di bagian utara dan Terminal Amplas di bagian selatan.
 
 
Sumber Foto: JKH
 
Penginapan / cottages khas rumah adat Karo di Berastagi
Sumber Foto: JKH
Tak  hanya suhu udara yang sejuk dan kondisi tanah yang subur, kota ini  ternyata menyimpan banyak kisah sejak masa kolonial Hindia Belanda di  awal abad ke-20. Kemunculan kota ini sebagai kota yang terkenal  produktif dalam menghasilkan banyak sayur dan buah dipengaruhi oleh  kebijakan kolonialisme Belanda. Ketika itu, yakni sekitar tahun 1920,  
Berastagi merupakan sentra perkebunan di Sumatra Utara yang dikelola  pihak Belanda. Dari kota inilah, suplai sayur-mayur dan buah-buahan di  kota Medan atau kota-kota besar lainnya di Pulau Sumatra bagian utara  dapat terpenuhi.Secara  kasat mata, Kota Berastagi merupakan sebuah kota yang ramai para  penjaja buah-buahan serta sayur-mayur di sepanjang jalan kotanya.  Buah-buahan dan sayur-mayur yang ditawarkan ini merupakan hasil bumi  tanah Berastagi. Buah markisa dan jeruk menjadi komoditi andalan dari  kota ini. Darinya, muncul sebutan untuk Kota Berastagi sebagai Kota  Markisa dan Jeruk Manis. Buah markisa tersebut biasanya diolah untuk  dijadikan sirup, dan tentu saja oleh-oleh khas Sumatra Utara.
Di  samping itu, Kota Berastagi juga terkenal dengan berbagai ragam tanaman  hiasnya dan beberapa festival rutin yang digelar setiap tahunnya,  seperti pesta bunga dan buah serta festival kebudayaan. Seperti halnya event festival bunga tahunan di Kota Tomohon Sulawesi Utara, Berastagi pun  memiliki perhelatan yang diselenggarakan setiap tahunnya, yakni Pesta  Bunga dan Buah. Kemudian, ada pula Pesta Mejuah-juah yang merupakan  festival kebudayaan tradisional tahunan. Acara semacam upacara adat ini  dilaksanakan sebagai ajang berkumpulnya kembali Orang Karo dari  perantuan untuk menjalin silaturahmi dengan para kerabat yang  ditinggalkan (www.karokab.go.id). Selebihnya, Pesta Mejuah-juah  berfungsi untuk mengingatkan kembali bahwa masyarakat Karo memiliki  tradisi merantau sejak dahulu. Hal-hal itulah yang membuat potensi  wisata Kota Berastagi kaya.
Mengunjungi  kawasan Kota Berastagi memiliki banyak keuntungan. Keunggulan berwisata  di Berastagi tidak hanya ketika Anda telah sampai lokasi, melainkan  sejak dalam perjalanan menuju ke tempat ini. Keistimewaan ini disebabkan  oleh banyaknya jalan alternatif untuk mencapai Tanah Karo. Dan,  berbagai jalan alternatif tersebut menawarkan pengalaman wisatanya  masing-masing. Jika Anda berangkat dari Medan, yang berjarak sekitar 78  km dengan Berastagi, Anda dapat mengambil jalur Sembahe yang merupakan  salah satu lintasan jalan raya Medan-Berastagi. Dalam 45 menit  perjalanan menuju Berastagi dengan kendaraan bermotor dari Medan atau  sekitar 15 menit perjalanan dari Sembahe, Anda akan melintasi Sibolangit  (Dakomi, www.jalanasik.com).Di  sepanjang jalan di Sibolangit yang membelah pegunungan Bukit Barisan  itu, dapat Anda saksikan indahnya hutan wisata yang semula hanya berupa  jajaran kebun di lereng pegunungan Bukit Barisan. Cuaca di Sibolangit  sungguh sejuk. Nampak di sana, jalan-jalan kecil yang berguna sebagai  pos pemberhentian sementara bagi para turis lokal maupun mancanegara. Di  sepanjang jalan ini, Anda juga dapat menemukan pondok-pondok durian  yang bisa dimanfaatkan sebagai tempat rehat sejenak sambil menikmati  durian khas Sumatra Utara (Dakomi, www.jalanasik.com). Tak jauh dari  Sibolangit, lanjutkan perjalanan Anda dan mampir berendam di Lau  Debuk-debuk. Lau Debuk-debuk merupakan pemandian air panas alami yang  mengandung belerang dan pas untuk memanjakan tubuh Anda yang sedang  lelah. Awal perjalanan ke Berastagi yang menarik, bukan?
Tugu Revolusi di Kota Berastagi Kabupaten Karo
Tujuan  selanjutnya mana lagi kalau bukan pusat wisata di Tanah Karo, yakni  Kota Berastagi. Berastagi dikelilingi barisan gunung-gunung, memiliki  udara yang sejuk dengan hamparan ladang pertanian yang indah, luas, lagi  hijau. Di kota ini terdapat beberapa pilihan tujuan: seperti Gunung  Sibayak dan Gunung Sinabung yang mana Taman Nasional Tahura berada di  kaki kedua gunung itu. Selain wisata alam, Anda juga dapat menikmati  wisata kota, berupa pasar tradisional, arsitektur khas Batak Karo,  hingga wisata kuliner.  
Beberapa  penikmat wisata mengatakan tentang Berastagi bahwa yang menjadi andalan  selain beberapa hal di atas adalah kualitas air yang bersih dan jernih,  cuaca dan suhu udara yang sejuk lantaran jauh dari polusi udara,  makanan yang relatif sesuai dengan selera umum, masyarakat yang  bersahabat dengan para pendatang (dalam hal ini adalah turis), dan tentu  saja adalah biaya berwisata yang relatif murah.
Salah satu sudut Kota Berastagi
Sumber Foto: Stephen and Therese Jennings
Mengalami  alam di kawasan Berastagi, cukup dengan perjalanan 10 menit dari pusat  kota dengan bus umum menuju ke hutan wisata di Gunung Sibayak untuk  melihat kekayaan alam baik flora maupun fauna. Di situ, wisatawan dapat  menjelajahi Taman Nasional Tahura. Taman nasional ini merupakan sebuah  area hutan bernama Bukit Lawang yang tidak terlalu luas, akan tetapi  sangat menarik karena di dalamnya terdapat ratusan jenis tumbuhan dan  satwa langka, seperti Orang Utan. Secara tekstural, alam Taman Nasional  Tahura merupakan lokasi yang tepat untuk berwisata trekking bagi keluarga, karena medan tempuhnya yang nyaman untuk berjalan kaki.
Sementara,  bagi para pengunjung Berastagi yang ingin menikmati lansekap kota dari  atas, bisa berkeliling dengan menaiki kuda wisata di sebuah kawasan  wisata bernama Bukit Gundaling. Selain itu, wisata kota berupa  arsitektur khas Batak Karo dapat dijumpai di dalam perkampungan di  sekeliling kota berupa rumah adat berusia sekitar 250 tahun. Arsitektur  khas ini misalnya berupa tempat musyawarah (jambur) masyarakat Karo, dan bangunan untuk menyimpan kerangka mayat (geriten).  Begitu pula dengan kerajinan asli masyarakat Batak Karo yang bisa  didapat di toko-toko suvenir maupun ketika Anda menuju ke desa-desa  pusat kerajinannya. 
Kemudian,  untuk urusan makan, beragam wisata kuliner khas Karo dapat dengan mudah  Anda temukan di kawasan Berastagi ini. Apalagi jika memasuki akhir  tahun sebagai persiapan acara malam tahun baru, di sana akan Anda jumpai  `warung-warung kaget` di tepi jalan yang menjajakan berbagai masakan,  seperti misalnya ikan bakar. Atau Anda ingin mencoba bersirih-pinang ala  Melayu. Sirih-pinang ini tersedia di Pasar Berastagi. Perayaan akhir  tahun di berastagi ini akan termeriahkan dengan pesta kembang api oleh  para wisatawan yang berlibur di sana (www.karokab.go.id). Untuk  mendapatkan kembang api, sambangi saja beberapa toko khusus kembang api  yang tersedia di kota ini dengan harga yang juga terjangkau pula.
Setelah  selesai berwisata di Kota Berastagi, dalam perjalanan pulang  sempatkanlah untuk mampir ke Bandar Baru yang merupakan suatu kota kecil  lebih kurang 47 km dari Berastagi ke arah Medan. Bandar Baru merupakan  kawasan berhawa sejuk dengan pemandangan alam yang elok; dan Penatapen  yang merupakan lintasan jalan Medan-Berastagi dekat dengan perbatasan  antara Kabupaten Tanah Karo dengan Kabupaten Deli Serdang. Di  tempat-tempat itu, sering digunakan wisatawan sebagai tempat  pemberhentian sejenak bagi yang lelah dalam perjalanan, sembari  menikmati hangatnya jagung rebus atau jagung bakar dan kopi Medan yang  hangat. Dari sini kita bisa memandang Kota Medan, dan juga melihat Air  Terjun Sikulikap beserta jalur pendakian ke Gunung Sibayak  (www.sumatra-indonesia.com).
Kota Berastagi, Kabupaten Tanah Karo, Provinsi Sumatra Utara, Indonesia.Sebelum menuju Berastagi yang ada di Kabupaten Karo, maka Anda harus menuju ke Kota Medan terlebih dahulu. Medan dapat ditempuh melalui jalur darat, laut, maupun udara. Medan memiliki Bandar Udara (Bandara) Internasional Polonia yang letaknya 4 km dari pusat kota sebagai terminal jalur udara, sementara Pelabuhan Belawan yang merupakan pelabuhan laut terbesar ketiga di Indonesia terletak 25 km di utara Medan dapat digunakan bagi pengguna transportasi laut. Selain itu, Medan juga mempunyai 2 terminal bus antarkota, yaitu Terminal Pinang Baris di bagian utara dan Terminal Amplas di bagian selatan.
Sesampainya  di Medan, terdapat beberapa alternatif akses bagi para pelancong untuk  menuju Kota Berastagi dan semua tergantung dari mana Anda berangkat.  Pertama, Anda harus menuju ke terminal bus Padang Bulan. Dari situ, Anda  bisa pilih bus jurusan Kota Kabanjahe atau yang menuju langsung ke Kota  Berastagi dengan waktu tempuh selama kurang dari 2 jam perjalanan.  Untuk tarif bus menuju ke Berastagi ini tidak lebih dari Rp10.000,-  (Juli 2009). Perlu diingat bahwa bus yang membawa Anda menuju Berastagi  ini biasanya langsung penuh karena ketersediaan bus tidak banyak,  sehingga barang bawaan Anda akan ditaruh di atap bus  (http://www.dharssi.org.uk/). 
Selain  bus umum dari terminal Padang Bulan, mini bus khusus pariwisata juga  bisa menjadi pilihan sebagai pengantar dengan rute Medan – Berastagi /  Danau Toba – Bukit Lawang. Mini bus ini biasanya banyak tersedia di  hotel-hotel tempat para wisatawan menginap, namun jasa mini bus ini jauh  lebih mahal ketimbang bus umum, yakni sekitar Rp50.000,- (Juli 2009)  (http://www.dharssi.org.uk/).  
Berkunjung  ke Kota Berastagi, Anda tidak perlu membayar retribusi apapun. Membayar  tiket atau mengeluarkan biaya baru ketika Anda ingin berkunjung ke  lokasi-lokasi wisata yang lebih spesifik seperti masuk ke Taman Nasional  Tahura atau Bukit Gundaling, dan menginap di hotel atau losmen yang  berada di small town yang cantik ini.Sumber Foto: JKH
Tour guide atau pemandu wisata berbahasa Inggris atau bahasa asing lainnya  disediakan biasanya oleh hotel-hotel tempat Anda menginap, atau dari  agen-agen perjalanan wisata Anda.
Penginapan / cottages khas rumah adat Karo di Berastagi
Sumber Foto: JKH
Di  musim liburan pada umumnya, terutama jika bertepatan dengan perayaan  tahun baru, penginapan seperti hotel, losmen, maupun wisma di Berastagi  biasanya akan mengalami kenaikan harga. Kamar di losmen misalnya naik  100 persen dari harga normal yang hanya sebesar Rp50 ribu hingga Rp75  ribu per malam (www.hariansib.com). Meski harga naik, Anda dapat  menyiasati ini dengan cara memesan terlebih dahulu jauh hari sebelum  kedatangan. Karena, beberapa pengelola penginapan menawarkan paket-paket  menginap untuk liburan dan dengan cara ini Anda dapat menghemat biaya  bertamasya
 
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.